Saya memiliki rencana ingin menulis profil usaha kerajinan tangan yang digeluti Sariansyah, membuat tangguk. Yakni alat penciduk ikan tradisional yang ada di kampung saya, Hangkinang. Alat itu berbahan baku paring dan rotan.
Biasa digunakan untuk menciduk ikan dengan cara dimasukkan ke air. Ikan akan terperangkap di tangguk. Selain itu tangguk berfungsi lain. Seperti wadah mengangkut taradak ke lahan persawahan. Sebagai tempat meletakkan buah-buhaan yang ingin diperam, dsb.
Sariansyah sudah puluhan tahun menggeluti usaha ini. Warisan dari orangtua. Satu-satunya perajin tangguk di kampung saya. Ia biasa menjual hasil pekerjaannya itu di Pasar Angkinang.
Saat ini harga tangguk di pasaran sekitar Rp 20 ribu / buah. Saya tak begitu tahu banyak tentang usahanya itu. Berapa banyak tangguk yang ia hasilkan setiap minggunya ? Darimana ia mendatangkan bahan baku paring dan rotan ?
Walau begitu apa yang dilakukan Sariansyah patut diacungi jempol, karena sangat intens melestarikan alat tradisional tersebut hingga tetap bertahan hingga sekarang.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H