Dulu waktu saya masih kecil, tepatnya saat masih duduk dibangku Sekolah Dasar, saya bermain di sungai dengan teman-teman di kampung. Salah satu tanaman yang cukup sering saya temui di sekitar sungai adalah waluh banyu. Saya tak tahu apa nama tanaman itu dalam Bahasa Indonesia.
Salah seorang keluarga saya, usianya sapantaran dengan saya, yang dulu berdiam di Bangkau, karena jarang melihat, timbul ide kreatifnya, memanfaatkan keberadaan waluh banyu iu dibuat jadi helm. Pertama waluh banyu yang terkenal keras itu dipotong dengan parang.
Kalau tidak dibelah saat mentah, waluh banyu lebih dulu dijemur hingga kering. Setelah itu dibelah jadi dua, kemudian dijadikan helm, sesuai dengan ukuran kepala masing-masing. Karena memang waluh banyu memiliki tingkat kekerasan yang cukup untuk bagian kulitnya.
Sementara bagian dalamnya dibuang, karena lunak dan agak berbau tak enak. Biasanya helm dari waluh banyu itu digunakan untuk main perang-perangan, atau untuk sekedar dikoleksi saja. (ahu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H