Hari-hari yang terus kau rasakan kesepian dan ketidaksanggupan
untuk menggapai segala celah naluri tinggi
aku memang tak bisa seperti mereka
apa yang kau dapatkan dari semua itu
saling merasa untuk mengenal satu sama lain
kadang jenuh menerpa langkah waktu merona panjang gelinjang
Genggam isyarat kemudi waktu mendendam hakikat
pian kawan terbaik ulun yang pernah dikenal selama ini
mencoba membelai malam dalam deret kelembutan sensasi meraba ragam tikaman
begitu malasnya engkau untuk melakukan gerakan yang sama
untuk sekedar mengagumi kecantikan perempuan ramah itu
kau yang sungguh teramat cantik sekali
Ada rasa bangga bisa bersua lawan pian
bungas pang pian jadi ulun cangang
kemelut rasa menubir kehendak seteru restu menderu
kisah-kisah Dugal yang terus mengejar tempias
tentang cerita KKN mahasiswa yang diartikan lain
katanya itu kunyuk-kunyuk narai
Menerpa jejak petuah rembesan menata gelap tawa
senang orang lain tahu kami saling bercengkerama di media sosial
aku senang dia selalu memberi komentar
berarti ada perhatian dan tanggapan serius
beda dengan yang lain itu kelebihanmu
terserah apa maumu saja nanti agar ada kebanggaan menyerta
Kandangan, 25 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H