Kau cerna jejak mentari yang rekah
sendu tepian mengajar kondisi betah
tak pernah akan ada kata menyerah
menata peluang aturan yang restu
kau kenang sewaktu rindu menggebu
kembang kinarun menata lekat semaput
Sepeda motor masinnya kada mau hidup
dalam dekap temaram yang sendu
senada arah melangkah gontai merekah
sedalam balutan fantasi meratapi wibawa
tak perlu lagi pergi ke rumahnya
kabar gembira yang mesti disambut senang hati
Memindai kenangan masa tentu yang silam
terus menulis sepanjang kau tahu
menyapa senang dengan sepenuh rentang
betapa indah semua menghalau suara
selain ingin jauh dari hiruk pikuk dunia
mencerna ragam himpitan berbalut kesungguhan
ingin selalu ada menggerus tiada sempana
Bergelut dengan usaha meramu makanan
jadi maharagu Banua paling berusaha
ada mahasiswa FISIP ULM KKN di Angkinang
tak seindah dulu lagi ada yang merasa
kau tahu segenap cumbu meramu mesra
tatanan jiwa rekah sunyi mendayu
membawa sunyi menembus ambisi
Kandangan, 21 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H