Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Antara Tepat Waktu, Sarang Walet, dan Luas Provinsi

28 Januari 2017   10:15 Diperbarui: 28 Januari 2017   10:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada tanggal 7 s.d 9 Januari 2017 lalu melakukan wisata religi ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Ada banyak hal menarik yang saya alami selama perjalanan tersebut. Ketepatan waktu sudah semacam hal yang selalu dilanggar oleh siapapun. Buktinya rombongan yang seharusnya sudah berangkat dari Angkinang pukul 10.00 WITA.

Namun baru berangkat sekitar pukul 12.00 WITA setelah saling bahahadangan dengan anggota rombongan lainnya. Yang tempat tinggal mereka saling berjauhan, jadi butuh waktu untuk menyatukan dalam satu titik.

Hal ini tentu membuat jadwal tiba di Sampit tidak sesuai harapan. Yang seharusnya tengah malam, seperti yang disebutkan salah seorang rekan malah baru tiba pukul 04.00 WIB di Sampit.

Setibanya di Sampit yang menarik perhatian saya adalah banyaknya bangunan sarang burung walet, di kiri kanan jalan yang kami lewati.

Hampir setiap sudut pasti ada bangunan tersebut. Boleh dikata daerah tersebut menjadi daerah Gudang Liur. Mungkin daerah lain tak bisa menyamai dengan pemandangan yang seperti ini.

Berdasar penuturan seorang  warga Bagendang Hulu, Sampit, kebanyakan mereka yang menggeluti usaha sarang walet karena usaha lain, seperti perkayuan yang dulu pernah berjaya, kini sudah mengalami masa keruntuhan. Seiring perjalanan waktu sarang walet jadi alternatif usaha baru warga.

Hal menarik lainnya saat berada di wilayah Kalteng, ternyata provinsi ini benar-benar luas. Setelah saya menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan. Hutan belantara yang menebar dimana saja disepanjang perjalanan.

Luasnya lahan tersebut seolah provinsi ini jauh dari kemajuan, karena saking luasnya wilayah. Jadi untuk menuju satu daerah di kabupaten yang sama saja butuh jarak ratusan kilometer. Jembatan merupakan sarana yang paling banyak ditemui di provinsi ini sebagai penghubung satu daerah ke daerah lain. (ahu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun