Lerai diri kian tak menentu
semua sudah mereka jalani
tabiat musim menghunjam semesta
jangan pernah ada sengketa di antara kita
Gerus waktu dalam alur tak tentu
akhir haluan yang cukup berkesan
tak ingin lepas walau sesaat
gerbang masa depan yang menantang
Dari arus profesi yang merenda
sejak perkenalan itu adanya
kau merasa paling hebat
bahagia bila bisa mencapai semua
waktu yang terus berlalu
Senyum sepenuh canda berada
secangkir teh manis menemani
gerutu warna hati kian menyatu
karena sudah menjadi kebiasaan baik
Pasang niat baik mulai sekarang
dulu kita pernah saling mengenal
merangkai kata di atas bantal
inilah kekurangan yang kumiliki
jangan buang waktumu pada hal yang percuma
Pagi Minggu bertemu tentu merayu
aku akan terus pergi sejauh mungkin
mengenal dunia lebih luas
tanda kesyukuran yang perlu terus dikibarkan
Kandangan, 28 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H