Kegiatan Bulan Ramadhan (KBR) 1435 H di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Rabu (16/7) memasuki hari ketiga. Diikuti siswa Kelas VIII. Seperti biasanya pada KBR dilakukan rangkaian kegiatan. Salah satunya Tausyiah yang dibawakan Muhammad Jazuli, S.S, salah seorang guru di MTsN Angkinang.
Dihadapan sekitar 120 siswa Kelas VIII, Jazuli menyampaikan Ramadhan harus menjadi bulan kebersihan. “ Sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan orang yang bersih. Kita harus berjuang sangat keras untuk mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian yang kotor tidak akan nyaman, gigi kotor tidak mungkin bisa nyaman, apapun yang kotor tidak akan membuat kita nyaman dan hidup kita indah. Hakekatnya kotoran itu identik dengan kerendahan diri, namanya juga kotoran begitu pula kalau kita merasa tidak nyaman, terhina, rendah, bisa jadi karena kita belum bisa mencintai kebersihan, padahal bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah sesuatu yang dicintai Allah SWT,” tutur Jazuli dalam tausyiahnya.
Ditambahkan guru Bahasa Arab ini, Shalat saja diawali dengan bersih. Tanpa wudhu shalat tidak akan sah, wudhu itu bukan hanya membersihkan tetapi juga mensucikan. “ Sungguh yang bersih itulah yang akan membuat sukses, bahagia. Oleh katrena itu, Ramadhan ini adalah bulan bersih. Sekuat-kuatnya kita bersihkan dari yang lahir sampai yang bathin, “ ujar Jazuli.
Pastikan Ramadhan ini, harap Jazuli, kamar kita bersih, rumah kita bersih, kamar mandi bersih dari sampah, bersih dari barang-barang yang akan membuat ria, bersih dari barang milik orang lain, bersih dari barang yang tidak berguna. “ Karena kalau rumah sudah kotor dari banyak barang yang haram, barang yang ria, barang yang sia-sia, maka rumah itu tidak akan menyenangkan dan tidak akan berkah,” ujarnya.
Siska Lefheya, siswi Kelas VIII A mengaku senang dengan tausyiah yang disampaikan gurunya tersebut. “Sangat bermanfaat. Membuka pikiran kita tentang Ramadhan dengan segala seluk-beluknya. Diantaranya tentang kebersihan, ” ucap Siska Lefheya.
Siska, begitu ia biasa disapa, berharap tausyiah yang disampaikan sebagai wahana menambah ilmu dan wawasan agama. “Mudahan kita lebih bersemangat dalam menjalani hari-hari kedepan denganilmu yang diperoleh selama KBR,” ujar Siska. (akhmad husaini)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H