Mohon tunggu...
sang petuah
sang petuah Mohon Tunggu... Aktor - seorang pelajar

pelajar dan pencari makna akan sebuah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masjid sebagai Tempat Pertama Dimulainya Revolusi Perbaikan Masyarakat Indonesia

18 November 2024   21:28 Diperbarui: 18 November 2024   21:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

kita mungkin pernah mendengar atau sertidaknya membaca bahwa indonesia adalah negara dengan pemeluk agama islam terbesar kedua di dunia setelah pakistan. hal ini menimbulkan konskuensi pada budaya masyarakat indonesia yang terpengaruh oleh ajaran ajaran islam, walaupun ada beberapa yang memiliki unsur hindu ataupun budha, tetap saja islam adalah unsur yang paling berpengaruh bagi kebanyakan budaya di indonesia. 

budaya indonesia adalah budaya yang identik dengan islam. dan pada agama islam, pusat pelaksanaan ibadah terdapat pada masjid, maka tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali masjid yang ada di indonesia ini. ini merupakan dampak dari budaya serta kewajiban agama dalam mengerjakan ibadah serta akibat dari membludaknya populasi muslim di indonesia. menurut detik.com jumlah masjdi di indonesia sekitar  800.000  yang tersebar di berbagai penjur di indonesia. jika perhitungan ini benar, maka aspek kuantitas ini jika dipadukan dengan aspek kualitas maka akan menjadikan masyarakay indoneia makmur dan sejahtera. yang dimaksud aspek kualitas adalah kewajiban memakmurkan masjid seperti yang telah dicontohkan oleh nabi munhammad dalam mengelola masjidil harom dan juga menjadi tata ajaran agama islam yan tertera di dalam alquran. contohnya adalah menjadikan masjid sebagai pusat ibadah serta menuntut ilmu. masjid juga bisa dijadikan sebagai penyalur bantuan baik pangan maupun tenpat peristirahatan bagi para musafir atau untuk pada fakir miskin yang membutuhkan yang danannya bersumber dari zakat ataupun unag infaq. 

manurut kusnadi ikwani didalam bukunya tentang strategi mengelola masjid, mengatakan bahwa indikator keberhasilan masjid mengelola masyarakat di sekitarnya adalah ketika orang yang berzakat lebih banyak daripada orang yang menerima zakat. hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat telah mampu secara ekonomi akibat adanya dorongan dari masjid berupa bantuan baik moral , spiritual ataupun dalam bentuk barang dan tunai dalam membantu pertumbuhan ekonomi. jika hal ini terjadi di berbagai penjuru masjid di indonesia, maka bukan tidak mungkin indonesia akan mengalami kemajuan masyarakat dan menjadikan indonesia mengalami pertumbuhan peradaban yang signifikan. karena telah tertanam ruh ruh islam pada diri masyarakat yang mengandung nilai nilai islami yang berfondasikan kemanusia dan ketuhanan yang maha esa yang bersumber dari alquran dan hadits.

namun pada kenyataanya, hal ini jauh dari kata terealisasi. jika kita melihat fakta yang ada pada masjid masjid yang ada di indonesia. maka kita akan melihat bahwa kebanyakan masjid belum memiliki sistem ketakmiran dan menejemen yang baik dalam mengelola SDM yang ada disekitarnya. bahkan terdapat juga banyak masjid mati di indonesia atau paling tidak tidak memiliki sistem ketakmiran, dengan kata lain masjid tersebut didirikan hannya untuk mengejar ego semata, bukan untuk mencari pahala, tetapi hanya untuk menarik penilaian dari masyarakat.

penulis sendiri pernah melewati daerah di sekitar ngijon sleman dan menemukan dua buah masjid yang mirisnya saling berhadapan dan hanya dipisah oleh jalan raya, jika dilihat dari perspektif semantik, hal ini seakan akan hanyalah persaingan antara para pemilik masjid yang berselisih dan memiliki kepentingan yang berbeda. ini menjadikan tujuan masjid menjadi salah arah. yang pada awalnya dijadikan tempat beribadah dan memakmurkan masyarakat berujung pada pertikaian politik semata yang jika dipikir dengan lebuh dalam, hal tersebut hanyalah masalah dunia yang fana. contoh lainnya adalah majid yang terletak di magelang, dekat dengan pondok pesantren sirojul mukhlasin krincing. terdapat sebuah masjid yang anehnya tidak jauh dari situ terdapat sebuah musola yang berdiri diantara rumah warga. setelah saya telusuri ternyata berdirinya musola tersebut dilatar belakangi perselisihan antara warga yang saling mendukung calon kepala desa yang berbeda, dan pada akhirnya yang kalah membuat musola tersendiri karena notabene nya jamaah masjid merupakan pendukung kepala desa yang menang. tujuan asal masjid pun salah hanya karena berselisih calon kepala desa, sehingga jika tujuannya salah maka hasilnyapun juga akan salah dan berakhir pada perselisihan yang sulit untuk diredakan, dan ini bisajadi menunjukkan masih terblakangnya pemikiran bangsa indonesia.

maka dari itu untuk kembali meluruskan bangsa ini maka dimulai dengan revolusi masyarakat yang dimulai dengan revolusi masjid , yakni menjadikan masjid makmur untuk memajukan SDM ataupun masyarakt di sekitarnya . menurut kusnadi ikhwani yang menjadi kepala takmir masjid al falah sragen yang menjadi salah satu masjid yang makmur, terdapat empat tahap menejeman masjid untuk menjadikan masjid tersebut makmur dan rakyatnya sejahtera.

pertama adalah menejeman ketakmiran. maksudnya adalah membentuk badan kepimpinan atau organisasi di masjid yang menjadi wadah sistem tersebut berjalan. hal ini bisa dimulai dari menentukan pemimpin oraganisasi atau ketakmiran, kemudain menentukan wakil kepala, sekretaris, bendahara, dan badan badan yang sesuai dengan komposisi masjid tersebut.

jika organisasi ketakmiran sudah terbentuk maka yang kedua adalah membentuk majemen jamaah. maksudnya adalah menarik jamaah sebanyak banyaknya terkhusus pada saat waktu sholat lima waktu. hal ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, seperti memberikan wifi gratis di area masjid, ataupun dengan cara mengadakan pengajian dengan menghadirkan penceramah kondang agar mengaet banyak perhatian masyarakat agar mau berjamaah di masjid dan juga berbagai cara lainnya yang menunjang pertumbuhan jamaah di masjid tersebut. hal ini menimbulkan banyak manfaat seperti menumbuhkan kas masjid dari infak jamaah yang bisa digunakan untuk kepentingan kepentingan penunjang pertumbuhan masyarakt. salah satu contohnya adalah mendirikan pasar murah dengan membeli sayur dari petani lokal untuk dijual kembali pada warga dengan harga yang relatif murah. bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mengaet jamaah agar lebih rajin beribadah di masjid demi tercapainya kemakmuran masjid. ini merupakan contoh dari menejemen ke tiga yaitu menejemen pelayanan yang merupakan output dari menejemen ke dua yaitu menejemen jamaah.

menejemen ke empat adalah menejemen dana. yaitu mengatur dana yang masuk dalam kas masjid dan bagaimana cara menyalurkannya ke pada masyarakat yang mebutuhkannya. 

mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan 

sekian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun