Yogyakarta, 12 Oktober 2024 -- Seminar Nasional SeNTIK STI&K 2024 yang diadakan pada Sabtu, 12 Oktober 2024, di Hotel Santika, Yogyakarta, menghadirkan diskusi menarik dengan topik "Peluang dan Tantangan Industri di Era Metaverse." Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga praktisi industri dan sejumlah pembicara ternama yang tidak hanya ahli dalam bidang teknologi, tetapi juga merupakan pengusaha sukses asal Yogyakarta, sekaligus alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA., membuka acara sebagai pembicara kunci dengan menyampaikan pemaparan tentang bagaimana metaverse dapat menjadi pendorong perubahan di berbagai sektor industri Indonesia. Beliau menekankan pentingnya inovasi untuk menghadapi perubahan teknologi global yang pesat, sekaligus memanfaatkan peluang ekonomi baru yang ditawarkan oleh metaverse.
Kreativitas dan Ambisi Global Prof. Dr. M. Suyanto, MM
Pada sesi panel pertama, Prof. Dr. M. Suyanto, MM., yang juga menjabat sebagai Rektor STMIK AMIKOM Yogyakarta, mengulas berbagai prestasinya berkat kreativitas yang ia miliki. Salah satu pencapaian terbesar Suyanto adalah menulis beberapa buku tentang kewirausahaan (entrepreneurship) yang telah banyak memberi dampak positif bagi dunia bisnis. Selain itu, ia juga berperan aktif dalam produksi film dan animasi, di mana ia memiliki visi besar untuk membawa animasi Indonesia ke panggung internasional.
Beberapa karya animasi yang telah diproduksi oleh Suyanto antara lain "AJISAKA: The King and the Flower of Life," "Tumbal: The Ritual" (2018), dan film "10 November" yang dirilis pada tahun 2015. Dalam proyek-proyek tersebut, Suyanto bertindak sebagai produser eksekutif. Beliau bercita-cita agar Indonesia menjadi pusat ekonomi kreatif dunia melalui animasi dan film, yang dapat berkontribusi pada kemajuan industri kreatif global.
Metaverse: Kanvas Inovasi oleh M. Abdurrohman Alhafidz, S.Kom., MBA
Sesi panel kedua diisi oleh M. Abdurrohman Alhafidz, S.Kom., MBA., CEO perusahaan teknologi PT. Metafora Indonesia Teknologi (IDMETAFORA). Dalam sesi ini, Alhafidz mengungkapkan pandangannya tentang metaverse sebagai "kanvas kosong" bagi inovasi tanpa batas. "Peluang di era metaverse sebesar imajinasi kita," ujarnya, sambil menekankan bahwa masa depan industri akan bergerak di persimpangan antara dunia nyata dan virtual.
Sebagai seorang pengusaha muda dibidang teknologi, Alhafidz menyoroti bahwa di balik peluang besar metaverse, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan serius, terutama di bidang keamanan siber (cybersecurity). Tantangan ini, menurutnya, harus segera diatasi agar Indonesia dapat benar-benar bersaing di era metaverse. Dengan meningkatnya konektivitas di dunia virtual, ancaman terhadap keamanan data dan privasi menjadi lebih kompleks. Alhafidz mengajak pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk memperkuat infrastruktur keamanan digital di Indonesia.
Seminar ini ditutup dengan diskusi interaktif, di mana peserta menyampaikan berbagai pertanyaan seputar metaverse dan dampaknya terhadap ekonomi, inovasi, serta regulasi. Acara SENTIK STI&K 2024 ini memberikan wawasan baru bagi para peserta mengenai bagaimana memanfaatkan potensi metaverse sembari bersiap menghadapi tantangan-tantangan yang datang bersama teknologi baru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H