SEBELUM hari ini, saya selalu bingung karena tidak mampu menemukan cara untuk menjelaskan ihwal dunia politik praktis—atau, setidaknya, pikiran para politikus—di Indonesia kepada ponakan-ponakan saya.
Mereka, ponakan-ponakan saya yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar itu, setiap saat, bisa dengan mudah mengkonsumsi berita dan cerita ihwal politik, dunia yang mereka tidak pahami, melalui media apa saja. Atau, lebih tepatnya, mereka tidak lagi mampu menghindarinya.
Sejujurnya, saya khawatir akan hal tersebut.
Tapi, sekarang saya sudah menemukan cara untuk menjelaskannya kepada mereka. Sebagaimana yang Anda bisa baca di judul catatan ini, Google Translate rupanya memiliki satu fungsi yang selama ini saya tidak tahu. Fungsi terbaik Google Translate, jika Anda belum tahu, adalah untuk menjelaskan kepada siapapun perihal dunia politik praktis--utamanya di negeri bernama Indonesia ini.
Jika Anda mengalami kebingungan serupa, singkat saja, begini cara menyembuhkannya.
Pertama, ambil secara acak beberapa kalimat dari berita di koran. Supaya lebih afdol,ambil pernyataan politikus. Karena saya sedang malas mengutip, saya gunakan saja kalimat ini, yang saya tulis sendiri:
Sesungguhnya, menjadi politikus adalah pekerjaan yang sangat menjanjikan. Hal terburuk dari pekerjaan itu, tentu saja, adalah para politikus tidak pernah mampu menepati janji mereka.
Selanjutnya, masukkan kedua kalimat tersebut ke kotak yang tersedia di Google Translate. Terjemahkan ke dalam bahasa tertentu. Sila pilih bahasa apa saja yang Anda suka.
Saya, misalnya, menerjemahkan teks tersebut ke dalam bahasa Jepang. Alasannya, simpel, saya pernah pacaran dengan mahasiswi Sastra Jepang. Dua kali. Toh, alasan simpel semacam kedekatan personal semacam ini memang lumrah digunakan oleh banyak orang untuk bisa masuk ke dunia politik.
Hasilnya akan tampak seperti ini:
確かに、政治家であることは非常に有望な仕事です。仕事について最悪のことは、もちろん、政治家が彼らの約束を守ることができなかったです。
Saya, sungguh, tidak mengerti bahasa Jepang. Dan, sejauh ini, saya belum tertarik untuk mempelajarinya. Anda pasti tahu bahwa tidak semua hal mesti kita paham.