Mohon tunggu...
Hurin Iin
Hurin Iin Mohon Tunggu... -

Alhamdulillah akhirnya setelah sekian lama absen dari kompasiana karena "buntu otak", kini saya ingin menuangkan lagi draft yang tersusun "agak rapi" di kepala saya ini. Bukan berita aktual, cerita petualangan, ataupun humor. Hanya loncatan bunga api yang meledak di sebuah ruang di dalam kepala. Selengkapnya boleh dilihat di blognya http://huriniin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Marah dan Memaafkan

23 Maret 2010   21:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita diajari untuk bersabar itu bukan berarti tidak boleh marah. Marahlah. Lalu pelan-pelan, cobalah maafkan.. bahkan saat kita sedang marah pada diri sendiri. Berlatihlah untuk marah dan memaafkan. Hei hei,, kalau berlatih sabar dengan belajar memaafkan itu memang bagus. Tapi berlatih sabar dengan belajar untuk marah?? Yang benar saja, masak itu bagus? Begini, kalau menurut saya marah itu juga perlu untuk diberi ruang. Marah harus punya komposisi/nilai. Berlatih marah fungsinya adalah untuk mencari komposisi yang tepat. Kalau harus marah, rasakan berapa kuat komposisi marah itu. Lalu belajar untuk mengeluarkan komposisi kemarahan itu berapa persennya dari kemarahan yang ada, mau dikeluarkan semua atau setengah, atau sepertiganya saja, pelan-pelan sambil kita belajar menakar kira-kira seberapa besar komposisi maaf yang mesti kita ciptakan. Jadi kalau aku marahnya tak keluarin semua 100 persen, berarti komposisi maaf yang harus kuciptakan sebesar sekian. Mau lebih besar komposisi marahnya daripada maaf, tidak masalah untuk saat ini. Namanya juga belajar. Niatkan saja dengan belajar marah itu kita akan semakin pandai untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Jangan lupa tentukan tolok ukur/parameter keberhasilan kita dalam proses belajar sabar ini. Mana parameter keberhasilan menurutmu? saat maaf yang lebih besar komposisinya? atau sebaliknya? Semoga bermanfaat kawan. Salam hangat kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun