"Kriiing... kriiing... kriiing...." telepon tangan (TH) berbunyi disela-sela meeting... walau tidak keras, tp cukup terdengar oleh diri sendiri dan orang di sebelah... dilihat dari nomor tidak dikenal... dan karena lagi ga memungkinkan saya biarkan TH tersebut...Selang beberapa menit, TH berbunyi lagi, masih saya diamkan, dan volume dibuat diam tanpa getar... Satu jam kemudian saya lihat panggilan tidak terjawab sampai 8 kali dari nomor yang sama. Karena tidak ada nama maka saya biarkan saja.
Eh, ga lama masuk lagi nomor tersebut, kemudian saya angkat... begitu sapaan pertama, "Halo.. dengan ibu Huriah Rachmah?" perasaan langsung ga enak hati, pasti dari agen apapun itu yang akan menawarkan produk, biasanya produk asuransi atau kartu kredit. Kali ini perasaan saya menang, ternyata betul, telepon tersebut berasal dari agen asuransi, begitu dia menyampaikan maksudnya, langsung saya bilang... "maaf, saya tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan"... tapi perempuan itu maksa, "ga apa2 bu, sebentar saja..".
 Jadinya saya dan dia pakeukeuh-keukeuh... saya keukeuh ga mau, dia keukeuh pengen ketemu. Akhirnya karena kasihan, saya janjikan ybs untuk datang hari Kamis jam 16.00. Itupun sudah diberi peringatan, saya ga akan beli produk apapun. Â
Ternyata, pas hari kamis itu, saya ada pertemuan yang tidak bisa ditunda... dan saya sms agen tersebut ke nomor yang sudah 8 kali lebih menelepon pas hari kamis siang. Ga ada respon dong, padahal sesedikit apapun kalimatnya, harusnya demi sopan santun dia menjawab ya? Akhirnya saya pergi dari kampus dan lupa dengan agen tersebut juga karena saya berasumsi sudah memberi tahu lewat sms.
Tiba-tiba jam 3 sore, ada telepon dan telepon dan telepon dari dua nomor yang berbeda, posisi tidak mungkin untuk angkat telepon, dan terus terang males karena ada namanya. Kira-kira 30 menit kemudian, ada sms dari agen, kalau ybs sudah ada di kampus... bukan pakai nomor yang kemarin, tapi nomor yang hari ini menelepon. Antara kesel dan kasihan saya tidak jawab smsnya pada saat itu juga, tapi baru dijawab kemudian.
Nah, yang begini ini yang bikin malas... bukannya sadis atau tega... tapi sudah dengan sopan memberi kabar, tidak direspon, malah pakai nomor baru.
KESIMPULANNYA...jangan angkat telepon tanpa nama, karena kalau orang itu perlu, pasti akan sms untuk memperkenalkan diri dan bicara keperluannya. Itu yang disebut ETIKA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H