Selain strategi dengan komunikasi, bidan juga perlu mengasah keterampilan berpikir kritis. Dari kemampuan keterampilan tersebut dapat membantu mereka untuk mengidentifikasi hoaks atau informasi salah yang sedang beredar di masyarakat, menyusun respon yang logis dan harus berdasarkan fakta untuk menjawab pertanyaan atau keraguan masyarakat, dan menggunakan data dan bukti ilmiah yang jelas dalam memberikan edukasi.
Â
Mengatasi permasalahan stigma tersebut pastinya tidak dapat dilakukan sendiri. Untuk mendukung komunikasi yang efektif, perlunya kerjasama dari berbagai pihak. Institusi kesehatan harus memberikan pelatihan komunikasi kesehatan kepada bidan, kemudian pemerintah membantu dengan menyediakan platform untuk melakukan kampanye kesehatan. Media berperan pula dalam menyebarluaskan informasi yang benar dan mendukung untuk positif profesi bidan.
Melalui komunikasi kesehatan yang efektif, bidan dapat mengatasi stigma terhadap profesi mereka yang ada di masyarakat. Strategi komunikasi dengan pendekatan interpersonal, pemanfaatan media sosial, serta dukungan dari institusi ataupun pemerintah, profesi bidan akan semakin diakui dan dihargai. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran bidan, tidak hanya mendukung dan meningkatkan citra profesi mereka tetapi juga berkontribusi dan berdampak positif pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan terutama kesehatan bagi ibu dan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H