Mohon tunggu...
Christian Jati
Christian Jati Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas Yayasan Tarakanita Surabaya

Humas Yayasan Tarakanita Surabaya | FB: Yayasan Tarakanita Wilayah Surabaya | Youtube: Humas Tarakanita Surabaya | Email: humastarakanitasby21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggilan Hidup Umat Allah yang Bermakna

21 Oktober 2021   14:30 Diperbarui: 21 Oktober 2021   14:37 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya -- Pembelajaran Agama dan Budi Pekerti mungkin terkesan mirip dengan rekoleksi atau retret bila mengundang guru tamu. Namun lain halnya dengan PJJ Agama dan Budi Pekerti bersama guru tamu yang diadakan oleh SMA Santo Carolus pada Kamis, 21 Oktober 2021.

PJJ Agama dan Budi Pekerti yang diikuti oleh siswa-siswi kelas XII ini menghadirkan Sr. Yudith M. Maryani, CB, M.Pd. (Kepala Kantor Tarakanita Surabaya). Sr. Yudith, CB membawakan tema Panggilan Hidup Umat Allah yang Bermakna dan dimoderatori oleh FX. Moniyanto, S.Th. (Guru Agama SMA Santo Carolus).

Mengapa PJJ ini terasa berbeda? Sr. Yudith, CB membagikan pengalamannya sendiri dalam menggeluti panggilan hidup membiara. Jadi yang disampaikan oleh Sr. Yudith, CB bukan sekedar teori, melainkan praktik nyata panggilan hidup yang telah dijalani sepanjang hidupnya.

"Panggilan adalah undangan Allah atau panggilan bagi setiap individu untuk mengasihi dan melayani Tuhan dan GerejaNya dengan cara hidup tertentu," terang Sr. Yudith, CB.

"Kebebasan setiap orang terletak pada penemuan panggilan hidupnya dan keterbukaan hati dalam menanggapinya. Maka ada panggilan hidup berkeluarga, selibat, dan hidup membiara," tukasnya.

Sesi Tanya Jawab dalam PJJ Agama dan Budi Pekerti bersama Sr. Yudith, CB - Dokpri
Sesi Tanya Jawab dalam PJJ Agama dan Budi Pekerti bersama Sr. Yudith, CB - Dokpri

Banyak hal yang dibagikan Sr. Yudith, CB semuanya berasal dari kisah hidupnya. Bagaimana ia menjalani kaul kemiskinan, ketaatan dan keperawanan, lalu juga bagaimana untuk menjadi suster harus melalui tahapan-tahapan seperti masa postulat, masa novisiat, kaul sementara, dan kaul kekal.

Beberapa pertanyaan ditanyakan oleh beberapa siswi, seperti salah satunya "Apa perbedaan suster CB dengan suster-suster lainnya?"

Suster kelahiran Sleman 13 Maret 1968 itu menjelaskan yang membedakan suster CB dengan suster-suster kongregasi lainnya adalah spiritualitasnya. Suster CB memiliki spiritualitas cinta tanpa syarat dan berbela rasa dari Yesus Kristus yang tersalib dan dijiwai semangat Santo Carolus Borromeus. Itulah sebabnya suster CB memiliki banyak karya di bidang kesehatan, pendidikan, dan karya-karya sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun