Ada hikmah yang didapat dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang harus ditempuh di masa pandemi Covid-19. Sekolah dapat menghadirkan nara sumber sekalipun dari tempat yang jauh. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang karena segalanya kini dapat dilakukan secara digital dan virtual.
Hikmah tersebut tampak dalam PJJ yang diselenggarakan oleh SMA Santo Carolus Tarakanita Surabaya pada hari Rabu, 27 Januari 2021. PJJ Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dipandu oleh Agnes Saptawati Dongoran, S.Pd. dan Cicilia Winarti Handayani, S.Pd. ini menghadirkan guru tamu seorang Instruktur Sastra Digital Tingkat Nasional, Riduan Pebriadi Situmorang, S.Pd. Riduan hadir secara virtual dari Dolok Sanggul, Sumatera Utara.
Melalui telekonferensi Zoom, Riduan dapat bertatap muka secara daring dengan 90 peserta didik kelas XI SMA Santo Carolus Tarakanita Surabaya.
Menurut Riduan, proposal adalah teks yang berupa permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk melakukan suatu kegiatan (penelitian). Isinya berupa rencana kegiatan.
Instruktur Sastra ini kemudian menyampaikan beberapa informasi penting yang harus ada pada proposal, seperti informasi latar belakang pentingnya pelaksanaan kegiatan, informasi jenis metodologi pelaksanaan kegiatan, informasi pihak-pihak yang menjadi sasaran kegiatan, informasi target luaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut, informasi jadwal dan biaya kegiatan.
Begitu pula ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah proposal, yaitu susunan, kelengkapan, kepentingan, kesesuaian, dan kejelasannya.
"Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, kita dapat melengkapi suatu proposal sehingga menjadi teks yang utuh," terang Riduan.
Selanjutnya tentang struktur proposal. Instruktur yang sudah gemar menulis sejak di bangku kuliah itu menjelaskan ada dua struktur proposal, yakni pengenalan masalah/kegiatan dan prosedur penyelesaian masalah. Pengenalan masalah/kegiatan meliputi latar belakang, masalah/tujuan, ruang lingkup, manfaat, dan kerangka teori kegiatan. Sementara prosedur penyelesaian masalah meliputi pelaksanaan kegiatan, instrumen yang dibutuhkan, lamanya waktu dan tempat pelaksanaan, serta anggaran kegiatan.
"Pengenalan masalah itu semisal kita melihat kondisi orang kelaparan. Lalu kita ingin menolong orang kelaparan itu dengan cara memberi sembako. Kita tidak bisa menolong secara langsung, tetapi membutuhkan orang lain yang menjadi donatur, memberi dukungan moral, dan lain-lain," kata Riduan.