Mohon tunggu...
Humas Solopeduli
Humas Solopeduli Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas Solopeduli

Informasi seputar berita dan juga artikel mengenai Lembaga Amil Zakat Solopeduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warni, Penyintas Disabilitas Berdaya dengan Usaha Jamu

2 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 2 Agustus 2024   09:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.humas: Warni dengan usaha jamunya.

Warni, seorang wanita tangguh asal Wonogiri, menghadapi ujian berat pada usia 5 tahun ketika terkena polio yang merenggut salah satu kemampuan gerak kakinya. Namun, melalui bimbingan dan dukungan dari SOLOPEDULI, Warni mampu menciptakan kisah inspiratif yang luar biasa.

Seiring berjalannya waktu, melalui Program Pemberdayaan Wirausaha SOLOPEDULI, Warni berhasil mengubah keterbatasannya menjadi kekuatan. Ia memulai usaha jamu dan udeng, produk yang tidak hanya memberikan dampak positif secara ekonomi, tetapi juga memberi kekuatan rohaniah.

"Dengan penuh syukur, selama lebih dari 5 tahun, saya mendapat pendampingan dari SOLOPEDULI. Banyak ilmu dan pengalaman baru yang telah saya raih. Produk jamu dan udeng kami semakin dikenal oleh masyarakat, dan itu semua berkat dukungan SOLOPEDULI. Terima kasih, SOLOPEDULI." ujar Warni yang kini tinggal di Semanggi RT 02/07, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo.

Di usianya yang kini menginjak 45 tahun, Warni bukan hanya seorang wirausahawan berbakat, tetapi juga seorang ibu dan istri. Dukungan penuh dari suami, Mardi, dan kedua anaknya, menjadikan mereka pilar utama dalam usaha Warni. Mereka bersama-sama mengakui peran SOLOPEDULI dalam membantu keluarga mereka.

Pembinaan dari SOLOPEDULI bukan sekadar pemberian modal usaha, tetapi juga pemberian semangat dan keyakinan pada Warni. Awalnya, usahanya dimulai sebagai respon atas pengalaman pribadinya menghadapi sakit radang usus dan maag.

Sejak tahun 2016, Warni aktif menjalankan usaha jamu dan udengnya. Proses produksi jamu ia lakukan sendiri, dini hari beliau bangun untuk memulai produksi hingga kemudian dijual di pagi harinya. Penjualannya dilakukan secara keliling, terkadang juga dibantu suami dan anak-anaknya. Sehari-hari ia berjualan di Pasar Kliwon Semanggi, tepat persisnya di depan Rumah Sakit Bung Karno Semanggi. Selain itu ia juga menjual produk jamu dan udengnya di marketplace, whatsapp, dan Warni juga ikut event-event untuk memasarkan produknya.

Kisah Warni tidak hanya menginspirasi dalam mengatasi keterbatasan fisik, tetapi juga mencerminkan keberhasilan dan kekuatan yang dapat dicapai melalui semangat pantang menyerah dan dukungan komunitas. Dengan kegigihan dan dedikasinya, Warni membuktikan bahwa meskipun fisiknya terbatas, roh dan kemampuannya untuk berkarya tidak memiliki batas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun