Mohon tunggu...
Humas Solopeduli
Humas Solopeduli Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas Solopeduli

Informasi seputar berita dan juga artikel mengenai Lembaga Amil Zakat Solopeduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghilangkan Sikap Tamak dan Rakus Dalam Diri Sebagai Hikmah Qurban

20 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:02 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat peduli, cara membersihkan sikap tamak dan rakus dalam diri adalah salah satu hikmah berkurban. Berkurban bagi siapapun yang menjalankannya memiliki dampak yang baik, sehingga baik untuk dilakukan.

Berkurban bukan hanya sekadar menjadi ritual keagamaan. Namun juga merupakan praktek yang sarat dengan makna mendalam dan pelajaran berharga bagi umat manusia.

Cara Menghilangkan Sikap Tamak dan Rakus

Cara membersihkan atau menghilangkan sikap tamak dan rakus dalam diri adalah salah satu hikmah berkurban. Dalam konteks ini, berkurban bukan hanya tentang pengorbanan hewan semata. Namun, lebih pada pengorbanan diri sendiri untuk mencapai kedamaian spiritual dan sosial.

Sikap tamak dan rakus merupakan dua sifat manusia yang seringkali menjadi akar dari berbagai masalah. Baik itu dalam hubungan antarindividu maupun dalam skala sosial yang lebih luas.

Tamak menggiring seseorang pada keserakahan yang tidak terpuaskan, sedangkan rakus menuntun pada perilaku egois dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Dikutip dari buku Tuntutan Berkurban, Ali (2022: 15), proses berkurban mengajarkan manusia untuk melepaskan sesuatu yang dimiliki, bahkan jika itu merupakan sesuatu yang dianggap berharga.

Hal ini merangsang refleksi tentang pentingnya bersikap rendah hati dan bersedia berbagi dengan sesama. Dengan mengorbankan sebagian dari apa yang dimiliki, seseorang dapat meredakan sikap tamak dan rakus dalam dirinya.

Selain itu, hikmah berkurban juga memberikan pelajaran tentang pentingnya kesadaran sosial dan empati terhadap orang lain, terutama yang kurang beruntung. Dengan berbagi daging qurban kepada yang membutuhkan, masyarakat memperkuat kepedulian antar sesama.

Proses ini tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih kuat di antara anggota masyarakat. Namun, juga mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun