Mohon tunggu...
Humas Solopeduli
Humas Solopeduli Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas Solopeduli

Informasi seputar berita dan juga artikel mengenai Lembaga Amil Zakat Solopeduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Human Talk: Podcast Kajian Online Kondisi Terkini Palestina

14 Maret 2024   14:00 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:01 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dok.humas: dari kiri Pihak Adara, Fatimah; Syekh Muhammad; Penerjemah Bahasa, Kevin Damara; Moderator, Nanang Munawar)

SOLOPEDULI usai menyelenggarakan podcast live streaming kajian online melalui kanal YouTube @solopeduliofficial bersama Syekh dari Palestina, yaitu Muhammad Said Bakr Hasan pada hari Rabu (13/03/2024). Beliau ditemani dengan seorang penerjemah bahasa dan lembaga yang menaunginya, Adara.

Dalam kesempatan ini, Nanang Munawar selaku moderator, membuka sesi dengan perkenalan latar belakang biografi Syekh Muhammad. Beliau adalah penduduk yang berdomisili di Yordania akan tetapi kelahiran asli dari Gaza, ibu kota Ramallah dan sudah bertahun-tahun hidup di Palestina sebelum akhirnya pindah ke Yordania.

Kedatangan Syekh Muhammad ke SOLOPEDULI memang untuk melakukan dakwah tentang Palestina. Hal ini juga karena sebagian dari penduduk Muslim Indonesia yang sampai saat ini belum banyak memahami tentang Palestina.

Sesi perkenalan dan taaruf dari Syekh Muhammad berhasil menghidupkan obrolan dan menarik banyak penonton untuk bergabung ke Youtube @solopeduliofficial, ini sekaligus sebagai sarana program dakwah SOLOPEDULI.

Sesi selanjutnya adalah sesi interaktif tanya jawab mengenai kondisi terkini yang tengah terjadi di Palestina. Syekh dalam kajiannya yang diterjemahkan oleh Ustaz Kevin Damara, menyebutkan bahwa saat ini kondisi di Palestina memang masih mengerikan karena bom sewaktu-waktu masih menghantui mereka.

Syekh juga menjelaskan, "Di Bulan Ramadan ini mereka harus salat di kondisi tanah lapang terbuka, tanpa atap dan tidak di masjid, pun juga dengan penerangan minim. Reruntuhan yang mengiringi malam Ramadan mereka tidak menyurutkan semangat untuk tetap menjalankan salat taraweh," ujar Syekh.

Bantuan yang masyarakat berikan sekarang hanya dapat masuk melalui dua jalur saja, yaitu melalui Yordania dan Mesir. Tetapi bantuan yang diberikan sangat dibatasi. Setiap hari memang ribuan truk tronton yang pergi ke sana, tetapi tidak banyak yang bisa sampai ke Palestina karena terhalang oleh kekuasaan Israel.

Mengungkap banyaknya pertanyaan, salah satu hal menarik yang diungkapkan oleh Syekh, "Peperangan pertama dimulai pada 7 Oktober 2023, 2 minggu sebelumnya Zionis Israel sudah mulai menduduki dan melakukan bombardir di Baitul Maqdis Al-Aqsa. Inilah latar belakang rakyat Palestina ingin mengusir Zionis Israel karena khawatir akan menghancurkan Baitul Maqdis, Al-Aqsa," terang Syekh.

Maka dari itu, Palestina memulai peperangan untuk pertama kalinya melawan Israel untuk melindungi Al-Aqsa. Al-Aqsa adalah tempat suci dan kiblat pertama umat Islam, sehingga sebagai Muslim yang tinggal di sana dan merasa memiliki, warga Gaza Palestina berkewajiban untuk menjaganya. 

Dikatakan oleh Syekh juga, sampai sekarang masih terus gencar peperangan, bahkan sudah lebih dari 31 ribu korban syahid yang meninggal. Banyak dari korban Palestina adalah ibu dan anak. Hal ini tentunya menambah kesedihan kita sebagai umat Muslim karena ibu dan anak harusnya sebagai kaum yang terlindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun