Bantul (MAN 2 Bantul) - Layanan Bimbingan Konseling di madrasah dirancang untuk membantu siswa, baik secara pribadi, sosial, akademik, maupun karier, dalam mengatasi berbagai masalah atau tantangan hidup. Dalam konteks ini, konseling bertujuan memberikan dukungan emosional dan psikologis, serta membantu siswa mengambil keputusan yang lebih baik, mengelola masalah, dan meraih potensi terbaik mereka. Layanan bimbingan konseling memiliki berbagai macam, salah satunya adalah art therapy(terapi seni), yaitu pendekatan terapeutik yang memanfaatkan proses kreatif seni sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, mengatasi masalah emosional, dan memahami perasaan. Terapi ini sering digunakan dalam konteks bimbingan konseling untuk membantu siswa yang mengalami stres, kecemasan, trauma, atau masalah psikologis lainnya.Â
Art therapy bisa berbentuk melukis dan menggambar, kolase, membuat patung dari tanah liat, seni digital, seni fotografi, seni berbasi alam, mozaik, seni terapi gerakan, drama terapi, jurnal terapi, pewarnaan terapi, dan kegiatan seni yang bisa dijadikan sebagai sarana terapi psikologis. Keunggulan art theraphy jika dibandingkan terapi psikologis lainnya karena sifatnya yang non-verbal, fleksibel, dan fokus pada proses kreatif. Ini menawarkan pendekatan unik yang memungkinkan individu mengekspresikan diri mereka dengan cara yang aman dan tidak terstruktur, membantu penyembuhan emosi dan mental dengan lebih mendalam dan personal.
Pada Rabu (25/09/2024) Siswa MAN 2 Bantul melakukan konseling bersama guru Bimbingan Konseling di ruang BK. Dalam konseling tersebut siswa mendapatkan layanan art theraphy dalam bentuk melukis batu. Siswa bebas mengekspresikan emosi apapun yang dirasakan. "Setelah mengikuti art theraphy bersama guru BK, saya merasa lega bisa menuangkan emosi yang sedang memenuhi perasaan saya", ungkap Zuhdan siswa kelas XI. Art theraphy sangat efektif dilaksanakan di madrasah dan menjadi daya tarik bagi beberapa siswa yang memiliki sifat tertutup sehingga tidak mampu menuangkan perasaan dalam bentuk kata-kata maka mereka bisa bebas bercerita melalui karya seni. Salah satu siswi yang mengikuti art theraphy di ruang BK pada lain hari mengungkapkan, "Saya biasanya mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan saya secara langsung, tetapi dengan art theraphy ini saya bisa leluasa mengekspresikan perasaan saya dalam bentuk gambar."
Kontributor : Karlina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H