Lhoknga, Aceh Besar -- Sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, sebuah program pembinaan narapidana yang melibatkan pertanian telah sukses menggelar panen bayam di Lapas Kelas III Lhoknga. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan bertani bagi para narapidana, tetapi juga mendukung penyediaan bahan pangan yang bergizi bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif untuk memberdayakan narapidana melalui kegiatan yang produktif. Selama beberapa bulan terakhir, para narapidana dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman sayuran, terutama bayam. Selain itu, mereka juga dilibatkan dalam proses penanaman benih kembali, yang diharapkan dapat menghasilkan pasokan pangan yang berkelanjutan.
Kepala Lapas Kelas III Lhoknga, Bambang Setiawan menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi narapidana untuk memperoleh keterampilan yang dapat digunakan setelah menjalani masa hukuman. "Selain untuk mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga menjadi sarana rehabilitasi sosial bagi narapidana, mengajarkan mereka nilai tanggung jawab dan kerja keras," ujarnya.
Lebih lanjut, para narapidana dilibatkan dalam setiap tahap proses pertanian, mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Sebagai hasilnya, tanaman bayam yang mereka budidayakan kini siap untuk dipanen dan didistribusikan kepada warga sekitar serta digunakan untuk kebutuhan konsumsi internal lapas.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu dari 13 program akselerasi yang digagas oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang bertujuan mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan kesempatan kerja yang produktif bagi masyarakat, termasuk narapidana. Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, dan diharapkan kegiatan serupa bisa diperluas ke berbagai lembaga pemasyarakatan lain untuk meningkatkan partisipasi narapidana dalam mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal hingga nasional.
Dengan terus mengembangkan program pembinaan berbasis pertanian, diharapkan dapat tercipta soft skill baru bagi narapidana yang dapat digunakan ketika kembali ke masyarakat nantinya, serta meningkatkan ketahanan pangan di wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H