Selama ini pendidikan seringkali dianggap sebagai sebuah aktivitas yang terbatas pada lembaga formal. Â Padahal, pembelajaran seharusnya bisa dimaknai sebagai proses mendapatkan pengalaman belajar yang tentu saja tidak terbatas ruang dan waktu.
Berangkat dari semangat untuk internalisasi edukasi peduli lingkungan dan kearifan lokal mahasiswa KKN UM Surabaya menggagas sebuah program rumah belajar menyenangkan. Materi pembelajaran di rumah belajar ini dibuat tematik dalam waktu yang berkala. Mahasiswa memanfaatkan hari Jum'at sore untuk pelaksanaan aktivitas belajar ini. Waktu dimana anak-anak keluarga nelayan Desa Paciran cukup luang.
Pertemuan pertama, mahasiswa memberikan materi English fun learning, dengan menggunkan metode pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Masih menggunakan metode yang sama, pertemuan selanjutnya bertemakan tentang edukasi peduli lingkungan. Anak-anak rumah belajar diajak mengekplorasi kampung pesisir, mengumpulkan sampah plastik, baik yang ada di jalan-jalan, maupun mengumpulkan dari rumah warga.
Pengenalan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dari pencemaran ditekankan pada materi ini. Selain itu, anak-anak rumah belajar juga dikenalkan 3R (reduce, reuse, recycle). Memanfaatkan sampah plastic yang telah mereka kumpulkan, mahasiswa mengajak anak-anak mengolah kembali sampah menjadi anek hiasan dekoratif seperti; pot bunga, hiasan perahu, robot plastik.
"Kami menggunakan metode kreatif dan menyenangkan, sekaligus learning by doing, harapannya, makna dan pesan moral yang terkandung di dalam materi lebih mengena pada anak-anak. Anak-anak kami ajarkan, bahwa dari sampah yang mengotori lingkungan bisa dihasilkan benda-benda kreatif dan unik," ujar Fazza, Mahasiswa S1 PG PAUD yang merupakan penanggung jawab rumah belajar.
Selama pembelajaran berlangsung bukan hanya perihal materi yang disampaikan, tetapi mahasiswa juga menyelipkan wejangan-wejangan tentang  tips belajar yang baik dan terstruktur, arti penting belajar, hingga pentingnya memperbaiki sikap dan adab dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam setiap pembelajaran juga di berikan preetest dan post test.
"Preetest dan post test  bertujuan untuk mengetahui progress pembelajaran sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran  dan setelah kegiatan belajar," tambah Fazza.
Antusiasme juga begitu tampak dalam diri anak-anak, hal ini terbukti bahwa jumlah anak di rumah belajar tidak pernah berkurang, justru semakin bertambah. Dari yang awalnya 15 anak, menjadi 20 anak.
"Saya sangat senang melihat anak-anak bisa belajar sambal bermain agar waktunya tidak hanya digunakan untuk bermain hp saja," tutur Mala, aktivis remaja di RT daerah tersebut yang selama ini banyak terlibat aktif dalam program mahasiswa KKN.
Pertemuan terakhir, dilanjutkan dengan tema "story telling and local wisdom". Diawali dengan memberi kesempatan kepada anak-anak brcerita tentang pengalaman mereka. Dilanjutkan dengan intermezzo, pengenalan cerita rakyat daerah setempat dengan media boneka.