Bantaeng, (11/7) - Sudah menjadi tradisi di kalangan Masyarakat Kab. Bantaeng dan sekitarnya fenomena yang ramai terjadi di dalam bulan Syawal, baik di wilayah perkotaan apalagi di pedesaan, adalah masyarakat ramai-ramai menikahkan anaknya pada bulan ini.
Mereka memandang bulan Syawal adalah bulan baik untuk menikah, karena baru saja kita melalui bulan puasa Ramadhan, sedang bulan Dzulqaiddah atau bulan sesudahnya dianggap sebagai bulan kejepit atau yang mereka istilahkan sebagai bulan cipi', dimana menurut mereka, di bulan ini tidak bagus menggelar acara akad nikah.
Fenomena ini dapat terpantau pada KUA-KUA setiap Kecamatan. Di KUA Kec. Eremerasa misalnya menurut keterangan Saharuddin, S.Ag, seorang Penyuluh Fungsional KUA ini, sebanyak 6 pasang Calon pengantin secara bersama-sama mengikuti Suscatin pada hari Senin (10/7/2017), sementara di KUA Kec. Uluere menurut keterangan Muh Syukri, S.Ag juga salah seorang Penyuluh Fungsional pada KUA bersangkutan, tercatat sebanyak 5 pasang Catin mengikuti Suscatin secara bersama-sama dan akad nikahnya dalam bulan Syawal ini.
Tapi tunggu dibulan Dzulqaiddah, pemandangan ini biasnya akan jarang kita jumpai karena adanya pandangan diatas hingga memasuki bulan Dzulhijjah atau musim haji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H