Mohon tunggu...
Humas BapasLahat
Humas BapasLahat Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Balai Pemasyarakatan Kelas II Lahat

Akun Resmi Balai Pemasyarakatan Kelas II Lahat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Upacara Hari Kebangkitan Nasional, Bapas Lahat Kemenkumham Sumsel: "Ayo Bangkit Bersama!"

20 Mei 2022   10:35 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahat, BAPAS LAHAT --  Seluruh Pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas II Lahat, Kanwil Kemenkumham Sumsel melaksanakan upacara pengibaran bendera dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2022, bertempat di Halaman Kantor Bapas Lahat, Jumat (20/5/2022). Kabapas Lahat, Perimansyah bertindak langsung selaku Pembina Upacara Harkitnas yang mengambil memiliki tema "Ayo Bangkit Bersama!".

Kabapas yang membacakan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menyampaikan bahwa tema "Ayo Bangkit Bersama!" ini diangkat dalam rangka seruan kebangkitan bersama bangsa Indonesia setelah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun lebih.
"Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini hendaknya tidak hanya kita maknai sebagai seremonial saja. Guna memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional, mari sejenak kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional," katanya.

Dikatakan, semangat Boedi Oetomo dinilai masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang masih berjuang di tengah kondisi ekonomi dunia, ketegangan geopolitik global, dan juga tentunya bergerak sedikit demi sedikit mencoba bangkit dari pandemi Covid-19.
"Kita patut memaknai kebangkitan nasional sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan bangsa," ujarnya.

Sedikit melihat ke belakang, pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri sebuah organisasi yang menjadi pelopor pergerakan nasional anak bangsa, yakni Boedi Oetomo. Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang bersifat non politik. Beberapa tokoh cendekiawan dan aktivis intelektual menjadi pemrakarsa organisasi ini. Sebut saja dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo, dan juga beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).

Selain berperan sebagai institusi pembelajaran bagi remaja-remaja pribumi, STOVIA sendiri menjadi wadah untuk mereka dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Di sana mereka bisa bertukar ide dan pemikiran untuk memajukan masyarakat pribumi. Di masa sekarang, semangat Hari Kebangkitan Nasional tentunya masih tetap relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Mari kita jadikan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 ini sebagai momentum untuk bangkit bersama dari berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia belakangan ini.
"Tak lupa juga di momen Hari Kebangkitan Nasional ini kita menundukkan kepala sejenak untuk mengenang jasa perjuangan para tokoh bangsa di masa lampau dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tanpa mereka saat ini kita tidak akan merasakan manisnya kebebasan dan kemerdekaan," jelasnya.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun