Mohon tunggu...
Elsa Ameera
Elsa Ameera Mohon Tunggu... -

..real human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

HIV-AIDS Diciptakan oleh Orang Baik

6 Desember 2014   01:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:57 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14177780371552949662

[caption id="attachment_358003" align="aligncenter" width="600" caption="HIV-AIDS (source: afritorial.com)"][/caption]

HIV dan AIDS sebagai salah satu penyakit mematikan yang belum ada obatnya identik dengan penyakit 'kotor', meski pencetusnya tidak selalu dari akibat hubungan seksual yang tidak sehat. Mencermati dunia kesehatan yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit dan segala macam obat-obatan, saya jadi teringat dan coba menganalogikan dengan dunia IT, ya..dunia teknologi, komputer, internet, software dan sederet aplikasi yang berhubungan dengan teknologi informasi.
Lho, kok bisa?

Saya coba analogikan penyakit dengan virus dan obat dengan anti virus. Virus merupakan salah satu jenis penyebab penyakit bagi tubuh ini dan kita juga mengenal virus komputer yang menyerang aplikasi di komputer kita. Efeknya sama-sama merugikan, tentunya bagi penderitanya atau sang pemilik komputer. Adakah yang diuntungkan? Saya bilang..ADA!

Secara tidak langsung produsen obat akan sangat diuntungkan dengan naiknya omzet penjualan obatnya ketika penderita penyakit semakin banyak. Saya bilang tidak langsung karena bisa saja penderita memutuskan untuk tidak minum obat. Hal ini pun sama dengan dunia IT, ada virus artinya (akan) ada anti virus. Dua hal yang kontra tapi saling menguntungkan, sebuah kontra simbiosis mutualisme. Di dunia IT, virus (sengaja) dibuat oleh programmer dengan tujuan tertentu. Dari sekedar iseng sampai dengan tujuan yang bersifat penipuan. Si pembuat virus maupun anti virus tentunya sama-sama ahli di bidang IT. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa si pembuat virus dan pembuat anti virus adalah orang yang SAMA. Bahkan anti virus sudah dipersiapkan sebelum atau bersamaan dengan proses pembuatan virus, sehingga begitu virus diluncurkan dan mulai menyerang korban dan menyebar dengan cepat, si pembuat anti virus akan meraup keuntungan yang berlipat. Pembuat anti virus memang belum tentu sebagai pembuat virus yang akan langsung meraup keuntungan dari hasil jualan anti virus, tapi tentunya pihak lain yang benar-benar pembuat anti virus tentunya tetap diuntungkan dengan munculnya sang virus.

Sekarang coba kita bandingkan dengan fenomena penyakit manusia, salah satunya virus HIV-AIDS yang mematikan. Kalau kita berandai-andai seperti analogi virus komputer tadi, bukan tidak mungkin ada seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir memang sengaja menciptakan virus HIV-AIDS ini. Jika dilihat dari sudut pandang bisnis, penciptaan virus HIV-AIDS ini tentunya akan menguntungkan para produsen obat sebagai anti virusnya. Saya tidak bilang bahwa pencipta virus HIV-AIDS ini adalah juga sang produsen obatnya, karena sampai sekarang belum ada satu pun obat yang benar-benar cess pleng menangani penyakit satu ini. Dan juga produsen obat-obatan yang 'berusaha' mengobati cukup banyak, tapi mungkin juga penciptanya adalah salah satu produsen obat itu, who knows kan..? :)

Ada tiga teorema saya berkaitan dengan virus HIV-AIDS ini jika memang virus HIV-AIDS ini sengaja diciptakan oleh pihak tertentu.

Pertama, si pencipta virus ini adalah orang yang 'jahat'. Jadi dia sengaja membuat virus dan menyebarkannya sehingga merajalela dan banyak timbul korban jiwa, tapi masih menyimpan anti virusnya dengan tujuan keuntungan yang berlipat ganda ketika suatu saat dia mempublikasikan obat dan memasarkannya, tentunya hak patent atas obat ciptaannya akan bernilai materi yang banyak. Semakin yakin dia dengan hebatnya efek dari virus yang diciptakan dan kerumitan pembuatan obat penangkalnya maka dia akan bisa melihat waktu yang tepat untuk mengeluarkan obatnya. Dia punya bargaining power yang kuat atas hak ciptanya untuk dijual ke produsen obat. Tentunya keuntungan materi berlimpah bisa diraupnya.

Teorema kedua coba saya kaitkan dengan aksi intelijen maupun kontra intelijen. Aksi pemusnahan massal suatu etnis dengan tujuan keamanan nasional dan internasional bukan tidak mungkin menggunakan cara penyebaran senjata biologis seperti virus HIV-AIDS ini. Pernah menonton film aksi spionase Jackie Chan dalam The Tuxedo? bagaimana sang tokoh jahat memanfaatkan senjata biologis 'water spider' untuk kepentingan bisnisnya.

Pada abad ke-6 sebelum masehi, bangsa Asyiria pernah meracuni musuh mereka dengan menyebarkan sejenis jamur yang dapat menimbulkan efek delusi (khayalan). Sementara bangsa Solon dari Athen, pada abad yang sama, menggunakan tumbuhan beracun bernama Varetrum untuk meracuni sumber air bangsa Phocaea selama masa penyerangan. Di abad ke-4 sebelum masehi bangsa Scythian melapisi panah yang dilumuri dengan kotoran hewan yang bertujuan menimbulkan infeksi pada luka yang diderita oleh musuh.

Ada lagi Black Death, wabah yang paling mengerikan pada abad pertengahan. Tercatat wabah penyakit yang disebabkan senjata biologis tersebut merenggut nyawa sepertiga dari penduduk Eurasia, termasuk daerah pusat Asia, Timur tengah dan Eropa. Diduga penyebaran Black Death diperkuat oleh tentara Mongol yang pada masa itu menjelajah ke berbagai belahan Eurasia untuk melakukan perdagangan dan perjanjian politik. Saking hebatnya dampak kematian yang disebabkan, Black Death tercatat sebagai wabah yang mengubah sejarah populasi dan perkembangan bangsa Asia dan Eropa Pada abad pertengahan, cara menyebarkan senjata biologis yang paling populer adalah menyebarkan mayat yang terinfeksi ke kawasan musuh.

Teorema ketiga saya bertolak belakang dengan theorema pertama. Jika teorema pertama si pencipta adalah orang 'jahat', maka teorema ini mengatakan bahwa si pencipta virus ini adalah orang 'baik'. Seperti kalimat pembuka di awal bahwa HIV-AIDS ini identik dengan penyakit 'kotor' karena sex bebas dan turunannya, maka tujuan si pencipta virus yang 'baik' ini adalah untuk menyadarkan kepada kita semua akibat dari perilaku tadi dan bahayanya virus HIV-AIDS ini. Dia sengaja menyebar virus dengan efek yang begitu hebat ini sehingga orang-orang akan takut dan menjauhkan diri dari perilaku sex bebas dan turunannya. Si pencipta mungkin saja sengaja tidak membocorkan formula untuk membuat anti virusnya. Atau bahkan sengaja TIDAK membuatnya. Memang ada orang-orang yang menjadi korban salah sasaran atau menjadi collateral damage dari serangan virus HIV-AIDS hasil ciptaan 'orang baik' ini. Misalnya bayi yang mengidap AIDS akibat turunan dari sang ibu. Semoga niat baik dari 'orang baik' yang menciptakan virus ini membawa kebaikan buat kita semua.

..real human

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun