Hashtag #BalikinKTPGue langsung menyebar sesaat setelah Ahok "resmi" mengusung jalur parpol. Reaksi bermunculan dari "Teman Ahok" yang menyebut dirinya relawan maupun yang sekedar ikutan teman jadi teman Ahok. Reaksi aneh banget menurut gue ketika muncul hashtag #BalikinKTPGue. Gimana nggak aneh? Katanya relawan kok nggak rela gitu jadinya, bener-bener aneh kuadrat!
Memang bener para relawan Teman Ahok sudah berjibaku, banting tulang, peras keringat demi mengumpulkan satu juta KTP buat Ahok. Tapi pertanyaannya, beneran rela nggak sih kalau harus dibagi? Ahok maksudnya yang dibagi-bagi untuk masyarakat Jakarta, lewat partai politik tentunya. Para relawan Teman Ahok mayoritas adalah para penggiat usia muda yang sedang menggelora semangatnya. Sinyal positif sekali tentunya buat perkembangan Jakarta di masa depan, karena anak-anak muda inilah yang nantinya akan membangun Jakarta dan Indonesia Indonesia pada gilirannya.Â
Tapi memang tidak salah jika ada anggapan bahwa para relawan yang menyuarakan hashtag #BalikinKTPGue tadi masih bau kencur, minim pengalaman politik, pikirannya cetek. Ini opini saya lho, ya? jangan marah dulu, perang opini dalam diskusi politik adalah hal biasa dengan catatan goal-nya sama, untuk kemakmuran Jakarta, kejayaan bangsa Indonesia tercinta, bukan Ahok saja. Catat itu!
Satu juta KTP apalah artinya jika itu ternyata ditujukan untuk Ahok semata, bukan Jakarta, bukan Indonesia! Para pendukung dan relawan Teman Ahok tentunya pengen Ahok jadi Gubernur lagi, memimpin Jakarta, menjadikan Ibu Kota ini maju, aman, nyaman, tenteram, lancar jaya, bukan begitu?Â
Lalu kenapa ketika Ahok memutuskan nggandeng parpol kalian teriak, bikin corat-coret hashtag #BalikinKTPGue? Emang kemarin ndukung siapa? Kalau Ahok menang lewat partai apa kalian nggak suka? Come on...grow up kids...jangan kayak anak kecil donk. Sedikit-sedikit ngambek...ngambek kok cuma sedikit-sedikit gitu saja,  ketika nggak sesuai dengan yang diinginkan. Ehh...sesuai ding...kan ngumpulin KTP buat Ahok biar Ahok menang Pilkada trus jadi Gubernur lagi, kan ya? Jadi apa masalahnya..? So what gitu loh..?
Ohh, mungkin yang jadi masalah adalah takut Ahok jadi tidak independent, khawatir Ahok disetir sama tukang gembala kerbau. Hmmm...cukup masuk akal juga sih. Tapi tetap aneh! Bagaimana tidak aneh? Parpol itu salah satu kendaraan politik, wajar kan kalau Ahok mau melaju kencang untuk ewujudkan cita-cita para relawan untuk membangun Jakarta, menjadikan Ibu Kota ini aman tentram yang nyaman buat para penduduk untuk berleha-leha? Makanya Ahok butuh kendaraan yang bisa ngebut kenceng. Jadi kenapa musti ngambek, pakai hashtag #BalikinKTPGue? Childish banget ahh..
Lagian nih, buat para relawan bau kencur, elu elu pada mustinya paham donk...ehh..belajar donk tentang politik. Bagaimana demokrasi, apa itu koalisi, kenapa mau memimpin Jakarta ini? Rakyat Jakarta bukan cuma Teman Ahok saja lho, ya? Penduduk Jakarta bukan cuma satu juta saja lho, ya? Masih ada penduduk Jakarta lainnya yang pengen Ahok memimpin Jakarta untuk kemajuan bersama. Kalian musti paham juga, bahwa memilih seorang pemimpin bukan memilih seorang individu, sosok Ahoknya, tapi memilih seorang PEMIMPIN! Catat itu!
Mungkin kalian yang pasang hashtag #BalikinKTPGue berpikir bahwa kalau Ahok maju lewat jalur independent akan bebas, tidak ada kontrak politik. Itu justru berbahaya! Seorang pemimpin bukan bertugas layaknya diktator, semua keputusan ada di tangannya. Bisa hancur dan berabe jadinya Ibu Kota kalau dipimpin oleh seorang independent yang semau gue. Kalian nggak pengen kan Ahok kayak gitu? Nah, justru lewat kendaraan parpol inilah bisa jadi balancing dan pertimbangan terhadap setiap kebijakan yang akan diputuskan oleh seorang Gubernur nantinya. Tahu kan bagaimana Ahok yang temperamental? Apa jadinya kalau menjadi pemimpin dan pemegang kuasa penuh tanpa kontrol? Bisa muncul cerita layaknya Raja lalim yang memerintah negeri antah berantah dalam cerita fiksi anak gue yang masih TK.
Nah, kalau kata gue nih..kalau elu elu pada pengen ni Jakarta makmur sentosa, aman tentram, lancar jaya, simpen lagi tu KTP siapa tahu ntar bisa buat antri pas ada promo sate kerbau gratis. Kalau elu elu pada khawatir Ahok bakal jadi petugas partai, coba donk ikutan jadi kader atau simpatisan partai. Benahin tu partai-partai politik di tanah air yang carut marut kagak karuan juntrungannya, entah apa tujuannya. Coba jadi nahkoda kapal politiknya, buat yang berantakan kayak kapal pecah itu jadi kapal pesiar, yacht yang megah, tenang berlayar mengarungi lautan luas yang penuh ombak yang siap menerjang. Berlayar tenang dengan gagahnya menuju setiap dermaga persinggahan dan sampai ke tujuan dengan selamat, di rumah kita, Home Sweet Home...Jakarta tercinta ini.
...real human Â
catatan kaki :