Mohon tunggu...
Elsa Ameera
Elsa Ameera Mohon Tunggu... -

..real human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awal Runtuhnya Kejayaan Si Taksi Biru

22 Maret 2016   20:35 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:53 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Taksi (source: jakarta.bisnis.com)"][/caption]

Demo para sopir taksi hari ini memang cukup heboh dan sensasional. Membuka mata publik karena sorotan kamera dari berbagai media mengabadikan setiap prosesinya, meski tidak semua momen bisa terabadikan oleh kamera tentunya. Tapi sepertinya sudah cukup untuk mewakili apa yang terjadi di lapangan. Tindakan anarkis terjadi di dunia nyata demi melawan persaingan yang muncul dari dunia maya. Sungguh ironis.

Saya sorot salah satu pengelola armada taksi yang paling besar dan mendominasi. Meski banyak taksi lain yang berwarna biru juga, identitas taksi dan seragam dari para sopir taksi group ini sangat mudah untuk kita kenali. Dan karena nama besarnya jugalah sorotan kamera dari media maupun amatir gampang sekali mengamati tindakannya. Postingan di media sosial cepat sekali bergerak, tak terbendung. Sudah lihat foto taksi biru yang di rusak massa..ehh..maksudnya oleh sopir lain sesama taksi biru? Aksi sweeping taksi 'teman' yang masih beroperasi dengan dalih tidak ikut solidaritas. Tukang ojek Online yang dipukuli oleh para sopir taksi berseragam juga ikut mewarnai video viral yang muncul hari ini.

Kenapa saya pilih membahas si taksi biru? Baiklah, kita mulai dari latar belakang aksi demo yang terjadi. Tidak lain adalah masalah perut, pendapatan, omzet, rejeki. Kenapa harus terjadi saling baku hantam antar sesama pengais rejeki kalau kita percaya bahwa rejeki sudah ada yang atur? Entahlah. Coba kita tanya pada para pendemo tadi.

Jika melihat dari sepak terjang dari group taksi biru yang merupakan perusahaan keluarga ini, pencapaian sampai dengan saat ini merupakan hasil yang hebat dari buah kerja keras yang dibangun selama bertahun-tahun. Mulai dari usaha angkutan bemo, angkutan pribadi layaknya taksi gelap berkembang menjadi sebuah perusahaan armada taksi besar dengan ribuan armada dan karyawan. Sungguh sebuah pencapaian yang spektakuler.

Aksi demo hari ini saya sebut sebagai sebuah kecolongan besar buat manajemen taksi biru ini. Persaingan usaha yang keras dengan munculnya taksi online maupun ojek online memang pasti berdampak besar terhadap omzet. Tapi dengan 'kecolongan' para sopirnya berdemo anarkis hari ini adalah sebuah kesalahan besar. Jika alasan demo karena kalah bersaing harga dengan taksionline, itu juga sebuah kesalahan fatal. Group taksi biru ini berkembang pesat seperti saat sebelum demo tentunya, apakah karena tarif yang murah? Non sense. Saya akan lebih memilih si biru ini meski disampingnya ada taksi lain yang bahkan dengan jelas tulisan besar 'tarif bawah' bahkan bisa negosiasi tanpa argo, tentu lebih murah, bukan? Saya akan lebih memilih naik taksi yang lebih aman, nyaman dan terpercaya, meski konsekuensinya harus merogoh kocek lebih banyak. Tapi itu pilihan saya kemarin, sebelum melihat aksi demo para sopir taksi biru hari ini. Bagaimana jadinya kalau ternyata sopir taksi yang selama ini terkenal ramah dan sopan ternyata tega berbuat anarkis? Dengan beringas merusak mobil teman sendiri. Dengan bangga berpose memegang golok panjang bak pahlawan. Mana keamanan buat para penumpangmu? Bagaimana bisa menikmati kenyamanan di tengah kemacetan ibukota?

Saya bilang ini adalah awal dari runtuhnya kejayaan group taksi biru, jika tenggelam ke dalam kesalahan yang sama, gamang mengenali kekuatan sendiri, hanya fokus pada ancaman luar, galau menghadapi perubahan. Tawaran gratis layanan satu hari ke depan hanyalah sebuah langkah pertolongan pertama yang sudah terlanjur bleeding. Tantangan manajemen yang cukup berat adalah mengatur orang. Ketika seorang sopir taksi berseragam melakukan tindakan di luar sana, itu adalah representasi dari institusi yang disandangnya. Buat mereka tenang dan yakin bahwa isi perut dan botol susu anaknya akan tetap terjaga. Buatlah terobosan baru mengulang kisah sukses perjalanan dinasti. Siapa yang pertama menerapkan sistem argo? Taksi mana yang pertama menyematkan sistem GPS buat armadanya? Siapa yang punya armada dengan jenjang eksklusif berkelas sebagai pilihan pelanggannya? Masa harus bertekuk lutut sekarang menghadapi serbuan dunia maya yang baru seumur jagung? Wake up guys... Sungguh memalukan....but that's a real life.

 

...real human

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun