Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makan Bersama, Bukan Asal Makan

27 Oktober 2022   11:35 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:56 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan menjadi salah satu rutinitas dalam kehidupan bahkan masuk dalam kategori kebutuhan. Makan membantu menopang kebugaran jasmani kita, sehingga dengan hal tersebut kita dapat mendayakan tubuh untuk beraktivitas produktif menghasilkan sesuatu yang berguna. 

Maka, makan tak sekedar makan. Menjadi perhatian bahwa makan tidak sekedar mengenyangkan perut dan menghilangkan lapar. Namun, dalam aktivitas ini ada nilai-nilai essensial yang perlu kita gali dan cermati sebagai kekayaan khazanah pengetahuan manusia. Apa lagi dalam aktivitas makan bersama.

Makan bersama, secara langsung juga dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Karena didalam makan bersama pastinya ada aturan dan norma yang secara inplisit maupun eksplisit menjadi pola pembiasaan tata krama, sopan santung, tenggang rasa, dan empati. SD Muhammadiyah 14 Surakarta memanfaatkan "makan bersama" sebagai salah satu siklus pembelajaran alamiah tentang rasa kebhinekaan.  Bagaimana bisa ya?

Secara khusus siswa-siswi SD Muhammadiyah 14 Surakarta membawa bekal makan siang dari rumah. Ketika masuk waktu istirahat dan selesai melaksanakan shalat dhuha, maka di sekolah ini dibudayakan untuk makan bersama bekal masing-masing. 

Siswa secara mandiri mengambil inisiatif duduk bersama teman untuk memakan bekal. Kendati jenis bekal dan bentuk makanan masing-masing siswa berbeda, tidak menjadikan siswa saling ejek ataupun saling pamer. 

Justru realitas yang muncul adalah kebersamaan dan saling bertukar lauk pauk. Kemudian, jika ada salah satu teman melupakan salah satu adab makan maka teman yang lainnya spontan akan memberikan peringatan. Sehingga, agenda makan bersama di sekolah ini juga sebagai sistem kontrol norma-norma.

Bentuk perilaku positif di atas terus dibudayakan oleh sekolah sebagai bentuk penguatan profil pelajar pancasila. Membentuk karakter pancasilais tidak sekedar dengan pembelajaran buku teks di kelas atau membaca modul. Melainkan, pendidikan pancasila realisasi perilaku positif dalam relasi antar sesama individu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun