Republik Indonesia kembali gempar dan heboh, setelah sekian lama narasi radikalisme versus Pancasila meredup perbincangannya. Kini kembali Pancasila yang konon sebagai falsafah agung kehidupan berbangsa tengah dalam sorotan tajam.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP Yudian Wahyudi memberikan pernyataan kontroversial tentang Pancasila. Yudian mengatakan bahwa musuh dari pancasila itu adalah agama. Sudah barang tentu pernyataan tersebut menuai kontroversi dan kegaduhan di tengah masyarakat dari berbagai macam kalangan.
Memberikan klarifikasi atas pernyataannya Yudian mengatakan, "musuh Pancasila adalah perilaku orang-orang berpikiran ekstrim yang mempolitisasi agama dan menganggap dirinya mayoritas. Agama direduksi hanya pada poin kecil yang mereka mau, menutup yang lain.Â
Nah, kelompok ini pada kenyataannya di masyarakat minoritas, tapi mereka mengklaim mayoritas." dilansir dari nasional.tempo.co (15/02/2019). Sementara, Â Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai pernyataan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) perlu ditindak lanjuti secara serius.
Ada wacana untuk mencopot ketua BPIP tersebut. Namun, Munarman memberikan penilaian lebih baik BPIP itu dibubarkan sekaligus karena ketuanya tidak memahami konsep Pancasila itu sendiri.
Sebuah perenungan untuk kita semuanya bahwa pejabat publik itu haruslah pandai dan bijak menjaga perkataannya. Pejabat publik masa kini seringkali berbicara tanpa memperhatikan konsekuensi besar dengan apa yang dikatakannya.
Dalam hal ini, kepala BPIP seharusnya juga tidak sembarangan berargumen membenturkan agama dengan Pancasila. Sebagai masyarakat awam saya menilai kepala BPIP ini tuna sejarah soal Pancasila. Telah menjadi rahasia umum bahwa lahirnya Pancasila itu juga tidak terlepas dari spirit agama.
Jadi jika mengatakan agama adalah musuh Pancasila adalah sebuah kesalahan fatal dan berbahaya bagi persatuan bangsa itu sendiri. Ketahuilah musuh Pancasila yang terbesar adalah ketamakan dan kerakusan pejabat di negeri ini. Salah mengurus negeri.Â
Berkaca pada insiden ini, maka BPIP itu relevankah? Layakkah dipertahankan sebagai lembaga negera yang bertugas merawat ideologi Pancasila?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H