Mohon tunggu...
humamul firdaus
humamul firdaus Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mahasiswa unisnu

mahasiswa unisnu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

under achiever

14 Desember 2019   19:04 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:59 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UNDER ACHIEVER

  • Pengertian Underachiever 

Menurut istilah, underachiever ini adalah siswa yang berprestasi kurang, yaitu siswa yang memiliki potensi tergolong tinggi tetapi prestasi belajarnya tergolong masih kurang dari yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan potensinya.

Menurut Sugihartono, Underachiever yaitu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi prestasi yang dicapai tergolong rendah. Dalam hal ini prestasi belajar yang dicapai anak tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Rahmawati mengatakan bahwa Underachiever merupakan mereka yang prestasinya ternyata lebih rendah dari apa yang diperkirakaran. Berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya tergolong siswa yang gagal.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Underachiever merupakan suatu kondisi dimana siswa menunjukkan prestasi belajar yang dicapai di bawah rata-rata dari kemampuannya. Hal tersebut biasanya terjadi pada siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi hanya saja prestasi belajar yang dicapai berada di bawah performance siswa tersebut.

Kakteristik

karakteristik anak berbakat akademik di antaranya sebagai berikut:

  1. Memiliki IQ yang sangat tinggi
  2. Memiliki kebiasaan kerja yang jelek
  3. Ketidakmampuan berkonsentrasi
  4. Kurang usaha dalam menjalankan tugas. 
  5. Minat yang kuat terhadap suatu bidang tertentu, sehingga melupakan akademiknya.
  6. Pekerjaaannya sering tidak selesai.
  7. Harga dirinya rendah
  8. Menampilkan frustasi emosional
  9. Bersikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
  10. Tiadanya perhatian terhadap tugas yang sedang dihadapi. 
  11. Ada kecenderungan dua pola perilaku dasar, yaitu agresif dan menarik diri.

Gambaran pola perilaku agresif, mencakup:

1) Penolakan yang terus menerus yang ditunjukkan dengan complain.  

2) Mencari perhatian.

3) Mengganggu orang lain.

4) Penolakan yang terus menerus terhadap tugas yang ditetapkan.

5) Ketiadaan arahan diri dalam pembuatan keputusan.

6) Pemisahan yang terus menerus dari teman sebaya.

Gambaran pola perilaku menarik diri, mencakup:

1) Kurangnya komunikasi

2) Dikuasai oleh dunia fantasi

3) Bekerja sendiri

4) Sebentar dalam kelas ketika dalam penyelesaian pekerjaan.

5) Sedikit upaya dibuat untuk menjustifai perilaku.  

Baca juga: Anak Cerdas Tidak Berprestasi, Kok Bisa?

Karakteristik dan pola-pola perilaku AB2K memang sering mewarnai perilakunya. Perilaku-perilaku tersebut seringkali menjadi indikator penting bagi orang lain untuk memberikan label, tanpa memperdulikan potensi apa yang ada di baliknya. Dengan demikian sangatlah wajar bahwa banyak terjadi  AB2K yang tidak hanya merugikan anak-anaknya sendiri, melainkan juga merugikan keluarga dan masyarakat.

Faktor Penyebab

Kondisi Fisik

Seperti yang diungkapkan Semiawan (2004) (www.smp.alkausar.org) bahwa "faktor-faktor penyebab underachiever yang berasal dari sisi fisik misalnya anak mengalami sakit, ada gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau ada cacat fisik". Hal-hal tersebut sangat mungkin menganggu proses belajar anak sehingga prestasinya tidak bisa menggambarkan kemampuannya. Meliala (2006) (www.ditplb.or.id) menambahkan bahwa "kondisi fisik yang bisa menyebabkan siswa underachiever misalnya anak mengalami sakit, ada gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau ada cacat fisik lainnya". Beberapa ahli mengungkapkan pendapat mengenai kondisi piskis yang rentan menjadi penyebab underachiever. Menurut Munandar (2004: 241) ada beberapa kerentanan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi underachiever, yaitu:

(1) Perfeksionisme, yaitu dorongan untuk mencapai kesempurnaan.

(2) Supersensitivity, yaitu kepekaan yang berlebih.

(3) Kurang keterampilan sosial.

Hawadi (2004: 73) menyebutkan faktor-faktor kepribadian yang bisa menyebabkan siswa underachiever seperti perfectionism, terlalu sensitif, tidak berdaya guna dalam keterampilan sosial, malu dan rendah diri karena berbeda dengan siswa lain, tidak percaya diri, dan terlalu banyak kegiatan.

 Clark (1992: 472) juga menyebutkan kondisi pribadi anak yang berpotensi menyebabkan underachiever, yaitu sebagai berikut:

(1) Adanya tekanan dalam diri sendiri untuk mencapai kesempurnaan.

(2) Memiliki sensitivitas yang tinggi.

(3) Kurangnya kemampuan sosial. Bimbingan dan Konseling untuk Anak Underachiever

(4) Merasa tertekan karena dianggap berbeda dengan anak lain, sehingga dikucilkan.

(5) Merasa tidak cocok dengan kurikulum sekolah.

(6) Kurang sesuai dengan cara mengajar guru.

(7) Kurang nyaman dengan lingkungan kelas.

(8) Terlalu banyak minat terhadap sesuatu, sehingga sulit fokus.

(9) Terlalu banyak kegiatan sehingga tidak bisa memanajemen kegiatannya sendiri.

3. Keluarga

Berdasarkan beberapa literatur diketahui bahwa orang tua ternyata berpeluang menjadi faktor penyebab underachiever. Berikut ini pendapat para ahli yang menyatakan bahwa keluarga sebagai salah satu penyebab underachiever. Hawadi (2004: 71) (www.sabda.org) menyatakan bahwa ada beberapa faktor dari keluarga yang berpotensi menyebabkan siswa underachiever, yaitu:

(1) Belajar dan prestasi tidak mendapat penghargaan.

(2) Tidak ada sikap positif orang tua terhadap karier anak.

(3) Orang tua terlalu dominan dalam belajar anak.

(4) Prestasi anak menjadi ancaman kebutuhan superioritas orang tua.

(5) Adanya perebutan kekuasaan dalam keluarga.

(6) Status sosial ekonomi yang rendah.

(7) Keluarga mengalami disfungsi dengan berbagai alasan.

Munandar (2002: 343) menyebutkan bahwa ada beberapa kondisi keluarga yang dapat mengakibatkan anaknya menjadi underachiever diataranya "keluarga dengan moral rendah, keluarga terpecah (perceraian atau kematian), perlindungan berlebih dari orang tua, sikap otoriter, sikap membiarkan atau membolehkan secara berlebih, dan ketidakajegan sikap orang tua".

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab underachiever yang berasal dari keluarga terdiri dari keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua, dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

4. Sekolah

Sekolah berperan dalam menciptakan siswa berprestasi. Akan tetapi pada kenyataannya sekolah juga berpotensi menyebabkan siswanya kurang mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. Seperti yang diungkapkan oleh Hawadi (2004) (www.sabda.org) bahwa terdapat beberapa faktor sekolah yang menjadi penyebab underachiever, yaitu sebagai berikut:

(1) Lingkungan sekolah tidak mendukung atau memberikan penghargaan terhadap keberhasilan akademik.

(2) Kurikulum tidak cocok dengan siswa.

(3) Lingkungan kelas yang kaku dan otoriter.

(4) Penghargaan tidak dibuat untuk perbedaan individual.

(5) Gaya belajar siswa yang tidak cocok dengan cara mengajar guru.

Selain itu Clark (1992) (www.sabda.org) juga menyebutkan beberapa kondisi lingkungan sekolah yang menjadi salah satu faktor penyebab munculnya underachiever, yaitu sebagai berikut:

(1) Tidak adanya pengelompokan khusus bagi anak biasa dan anak berbakat tetapi cenderung dicampur dalam satu kelas.

(2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak mendukung terpenuhinya kebutuhan anak berbakat.

(3) Lingkungan kelas yang kaku.

(4) Prestasi akademik siswa kurang mendapat perhatian sekolah.

(5) Lingkungan kelas yang terlalu menunjukan kompetisi bagi siswanya dan terlalu kritis.

Baca juga: Siswa Pandai dan Berbakat namun Kurang Berprestasi (Underachiever) serta Solusi Bimbingannya

5. Teman Sebaya Teman sebaya

 Ketika berteman dengan anak anak yang kurang memperhatikan prestasi, maka akan membuat siswa juga malas belajar. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya ketakutan ditinggalkan teman, sehingga mereka lebih baik mengalahkan prestasi belajar daripada pertemanannya.

6. Masyarakat

Menurut Hawadi (2004) (www.sabda.org) lingkungan sekitar tempat tinggal siswa berbakat juga berpotensi menjadi salah satu penyebab underachiever. Adanya harapan dari lingkungan sekitar yang menuntut anak berbakat harus memiliki prestasi yang baik dalam segala bidang, terkadang membuat anak justru merasa terbebani. Akibatnya anak berbakat yang seharusnya mampu menunjukan prestasi tinggi sesuai dengan tingkat kecerdasan, justru menunjukan hal yang sebaliknya.

Ada beberapa diagnostik penanganan anak underachiever, yaitu:

  • anak diberikan kebebasan untuk mengeksplor bakat dan minatnya sesuai dengan kemampuan dirinya. Orangtua hanya memberikan pengarahan, jangan menuntut anak jika di luar kemampuannya. Ketika orang tua meragukan kemampuannya, kita bisa memberinya motivasi: "Insya Allah kamu bisa". Tekankan bahwa yang paling penting adalah berusaha semaksimal mungkin, gagal itu merupakan hal yang bukan tidak diperbolehkan tetapi pantang untuk berputus asa.
  • Bakat anak underachiever antaralain: menjadi seorang penulis, melihat dari ciri-ciri anak underachiever yang cenderung pendiam, jadi dia bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan lewat tulisan. Selain itu anak underachiever berbakat untuk pekerjaan yang berada dibalik layar. Anak underachiever bisa menjadi apapun yang orangtua mereka inginkan.
  • Pertumbuhan dan perkembangan anak underachiever di lingkungan sekolah
  • Guru senantiasa memonitor perkembangan prestasi anak.
  • Guru ikut menyadari adanya masalah underachievers ini, dan guru melakukan usaha untuk mengarahkan, memberikan motivasi, dan memberikan perhatian.
  • Pastikan anak bisa mengikuti kelas bimbingan konseling individual/kelompok jika diperlukan.
  • Guru perlu kreatif, menggunakan media ataupun metode pembelajaran yang menarik, merancang pembelajaran yang menantang, bermakna secara personal, dan rewarding untuk anak yang disesuaikan dengan permasalahan spesifik anak.
  • Sekolah menyediakan berbagai fasilitas sesuai kebutuhan anak, misalnya anak suka olahraga maka disediakan berbagai permainan olahraga.
  • Disediakan buku-buku bacaan, karena anak underachiever kurang bisa bergaul dengan teman-temannya, maka buku-buku yang ada di sekolah bisa membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Arena bermain yang sesuai dengan minat anak.
  •  Untuk meningkatkan kreativitas anak diberikan kegiatan kreatif, seperti main musik, menyanyi, olah raga, menari, dan sebagainya. Guru dan orang tua harus menghargai bakat dan minat anak. Segala yang ingin diketahui anak jangan diabaikan dan dibebaskan mengembangkan kreativitasnya.
  • Bimbingan kelompok bagi anak underachiever
  • Diberikan tugas kelompok untuk memecahkan suatu masalah, guru memonitor, membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di sini siswa underachiever bisa berkelompok dengan teman-temannya, guru memantau kegiatan siswa supaya tidak ada keinginan anak underachiever untuk menyendiri atau meninggalkan kelompoknya.
  • Anak diberikan bimbingan melalui percobaan untuk melakukan suatu penelitian, jadi siswa ada kegiatan, bisa aktif, tidak melamun sesuai gejala anak underachiever.
  •  Bimbingan narkoba, anak underachiever yang merasa tertekan menginginkan untuk lari dari tekanan, di rumah ia merupakan anak yang pasif dan penurut terhadap perintah orangtua, namun di luar dia justru melakukan hal yang tidak dikehendaki orangtua. Untuk itu diperlukan bimbingan narkoba untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
  • Bimbingan kenakalan remaja, bimbingan kenakalan remaja juga perlu diberikan karena tidak hanya dari faktor keluarga saja melainkan dari pengaruh pergaulan teman anak bisa menjadi lupa diri.
  • Melengkapi Rencana-rencana yang Telah Dirumuskan Anak Underachiever
    Untuk menghilangkan rasa jenuh siswa, rasa tertekan siswa, guru dan siswa perlu membuat rencana untuk merefresh pikiran siswa antaralain dengan: Karyawisata berbasis penelitian, untuk mengenalkan anak terhadap alam, pembelajaran yang konkret, karyawisata di sini bertujuan untuk mengakrabkan siswa underachiever dengan anak-anak lain. Selain itu, perlu diadakan perombakan strategi pembelajaran disesuaikan dengan bakat dan minat siswa.
  • Melaksanakan Pengajaran Sesuai dengan Kebutuhan Anak Underachiever
    Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para peserta didik disekolah, merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan para pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik di sekolah akan membawa dampak negatif baik terhadap diri siswa itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengajaran yang sesuai dengan anak underachiever. Untuk mengembangkan kretaivitas anak usia sekolah dasar, Dr. David George menyarankan beberapa kegiatan kreatif yang dapat dilakukan di waktu senggang di rumah, antara lain: (a) Main catur untuk melatih logika; (b) Main scrabble dengan memakai kosakata; (c) Membuat rencana perjalanan dan menyebutkan masalah yang mungkin akan terjadi. Anak diminta memecahkan masalahnya; (d) Mengisi teka-teki silang (TTS); (e) Mendiskusikan acara TV yang menarik.
  • Mengumpulkan Data dan Informasi Tentang Anak Underachiever dalam Kegiatan Belajar
  • Melaksanakan kontak dengan masyarakat, terutama dengan orang tua/wali anak.
  • Melaksanakan konseling terbatas mengingat hubungan yang baik dapat terjalin dengan mudah antara guru dan siswa

C.        CONTOH STUDI KASUS UNDER ACHIEVER

Sebut saja eko (nama samaran). Eko merupakan siswa yang memiliki IQ yang tinggi, guru bisa tau IQ eko tinggi dikarenakan pada waktu awal pembelajaran eko selalu mampu menjawab pertanyaan guru dan sang guru juga memiliki insting bahwa eko merupakan siswa yang cerdas. Namun setelah beberapa pertemuan guru menyadari kalo eko memiliki masalah "Under Achiver" dimana si eko ternyata lebih cenderung pendiam dan terkadang aktif hingga menimbulkan gangguan proses belajar mengajar, selain itu eko merasa rendah diri dan takut mengalami kegagalan dan memiliki target dan harapan yang rendah. Eko nampak tidak serius saat kegiatan belajar, ia nampak menghindari tugas dan bergantung pada temanya untuk menyelesaikan tugas, bahkan sering marah dan jengkel ketika menghadapi kesulitan. Selain itu eko suka bolos sekolah, menurutnya kegiatan dirumah lebih asik dibanding kegiatan disekolah yang membosankan

2. Hasil analisis dan penyelesaian:

Ciri-ciri:

  • Eko sering bolos
  • Sering melamun
  • Sering tidak mengerjakan tugas
  • Pendiam
  • Tidak betah dalam KBM

Baca juga: Cara Mudah Menjadi Mahasiswa Berprestasi

Faktor penyebab:

Dari hasil analisa kasus diatas masalah eko baru di temukan setelah berlangsungnya proses KBM berlangsung dari hari ke hari, dikarenakan pada awal pertemuan eko dengan wali kelas, eko masih dapat berkomunikasi dengan baik dan bisa menjawab pertanyaan guru, sehingga guru itu yakin bahwa eko merupakan anak yang cerdas, namun ternyata prestasi eko berbanding terbalik dengan kecerdasan eko, hal ini dapat di Tarik kesimpulan bahwa faktor yang menyebabkan under achiever pada eko yaitu:

  • Kurangnya motivasi belajar
  • Kurang percaya diri
  • Kurangnya pengawasan dari keluarga
  • Tidak konsentrasi
  • Takut gagal
  • Menampilkan frustasi emosional
  • Guru tidak menemukan strategi belajar yang tepat dan nyaman

  • Pemecahan masalah
  • Langkah pertama guru harus menanyai apa penyebab eko begitu :

  • Jika menurut eko dia menjadi under achiever disebabkan karena masalah di guru maka guru harus memperbaiki teknik media, model pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, guru harus kreatif dan bisa memberi kebutuhan siswa, guru harus tahu metode yang tepat dalam pembelajaran, selain itu guru bisa memberikan tugas-tugas kecil seperti diminta untuk menghapus papan tulis, sehingga eko merasa bahwa posisinya dikelas dibutuhkan dan diperhatikan.
  • Jika menurut eko dia menjadi under achiever disebabkan karena masalah di teman maka guru harus berupaya menyatukan kebersamaan siswanya seperti memperbanyak kegiatan yang melibatkan pekerjaan klompok yang dapat memupuk rasa kebersamaan dan peduli terhadap teman lainya, jika eko type orang yang pendiam selain menggunakan kegiatan yang dapat memupuk kebersamaan tadi, guru harus mengajak teman lainya agar dapat mempengaruhi si eko agar dapat ikut berinteraksi dengan temanya dengan baik seperti: siswa lain mengajaknya jajan atau bermain sehingga eko merasa nyaman dengan teman.
  • Jika menurut eko dia menjadi under achiever disebabkan karena masalah di lingkungan dan keluarga maka guru harus mendatangi rumahnya untuk menanyai masalahnya dan memberi edukasi pada orang tuanya:
  • Jangan paksakan keinginan, hoby, cita-cita anak, biarkan anak sendiri yang menentukan sendiri
  • Berikan perhatian yang lebih, jika orang tua sibuk lebih baik arahkan agar anak punya kegiatan diluar yang postif seperti tambahan jam bimbel, eksatrakurikuler, ngaji, organisasi sekolah dan masyarakat
  • Beri motiivasi
  • Beri sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
  • Jika lingkungan kurang mendukung maka orang tua harus mengawasi dan mengarahkan pergaulan anak dengan tepat, jauhkan dari pergaulan yang salah dan arahkan ke pergaulan yang postif seperti IPNU

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ppb.jurnal.unesa.ac.id. 2010. Penerapan Konseling Kelompok realita untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Kurang (underachiever)
  2. Syamsu Yusuf, Dr dan Dr. A Juntika N. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
  3. Syaodih, Ernawulan dan Mubiar Agustin 2011. Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Universitas Terbuka:Jakarta.
  4. Rochmat wahab. 2005. Anak berbakat berprestasi kurang (the under gifted) dan strategi penangananya
  5. Rafika rahmawati. 2013. Bimbingan dan konseling untuk anak underachiever

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun