Duta Santri Nasional menjadi penghubung bagi para santri di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk mengikuti kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari pada 18 hingga 21 Juli 2024 yang bertempat di Pondok pesantren Assalafiyyah II Terpadu Mlangi Yogyakarta. Adapun peserta dari kegiatan ini adalah sepuluh pondok pesantren terpilih di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.Â
Kesepuluh pondok pesantren tersebut yaitu Madrasah Mu'allimin-Mua'allimat Muhammadiyah, Pondok Pesantren Al Mumtaz Gunungkidul, Pondok Pesantren Assalafiyyah 2 Mlangi, Pondok Pesantren Nurul Hadi, Pondok Pesantren Hajar Aswad Gunungkidul, Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Bantul, Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Purworejo, Pondok Pesantren Nurul Muttaqin Purworejo, Pondok Pesantren An Nur Bantul, dan Pondok Pesantren Al Munir Magelang. Adapun jumlah peserta dari masing-masing pesantren adalah sebanyak lima orang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Bapak Sandiaga Salahudin Uno, melakukan visitasi pada hari kedua kegiatan santri digitalpreneur di Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi. Ia menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas praktik digitalisasi yang sudah berjalan baik di Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi yang tidak hanya menciptakan kemudahan-kemudahan dan inovasi namun juga menghasilkan nilai ekonomi. "Dari pelatihan ini kita harapkan santri-santri ini bisa menjadi pelaku ekonomi kreatif digital yang andal dan mampu menciptakan peluang usaha atau lapangan kerja. Santri bukan semata mengurus fikih tapi juga memastikan sugih", ucapnya.
Pada kegiatan visitasi ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengunjungi stand produk UMKM dari para peserta Santri Digitalpreneur Indonesia. Pada kunjungan ini, Bapak Sandiaga ditemani oleh Duta Santri Nasional yang dalam hal ini diwakili oleh Duta Humam dan Duta Novel yang membantu memperkenalkan dan menjelaskan produk UMKM yang dipamerkan oleh setiap pesantren.Â
Bapak Sandiaga tertarik dan antusias terhadap produk-produk yang dipamerkan, hal ini dibuktikan dengan setiap produk dari tiap pesantren yang semuanya dibeli oleh beliau. Berbedanya kegiatan Santri Digitalpreneur di Yogyakarta dan di kota lainnya adalah jenis-jenis produk UMKM yang dipamerkan. Di kota lain, kebanyakan pesantren menyajikan produk makanan sebagai produk UMKMnya. Sementara di Yogyakarta, berbagai jenis produk UMKM ditawarkan seperti budidaya tanaman anggrek dari Pondok Pesantren Hajar Aswad Gunungkidul, produk pakaian dan fashion style dari Pondok Pesantren Nurul Hadi Bantul, Pondok Pesantren Al-Munir Magelang, dan Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, bahkan ada yang memamerkan produk berupa jasa desain produk dan mock up yaitu dari Pondok Pesantren Assalafiyyah.
Di hari terkahir, kegiatan ini diisi dengan presentasi video iklan kreatif yang dibuat oleh tiap kelompok pesantren. Dari presentasi tersebut diambil satu kelompok sebagai pemenang dan berhak mendapatkan satu set alat studio dan berkesempatan untuk bertemu dengan sembilan kelompok terbaik dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkompetisi kembali di Jakarta. Pesantren An-Nawawi Berjan dengan produk andalannya, Li Scarf, terpilih sebagai kelompok terbaik dalam kegiatan Santri Digitalpreneur kali ini. Penilaian ini diambil dari hasil karya video iklan kreatif dan presentasi produk UMKM dari masing-masing pesantren.
Kegiatan Santri Digitalpreneur di Yogyakarta ditutup oleh Bapak Iman Santosa sebagai direktur aplikasi, permainan, televisi, dan radio. Ia berharap agar para santri selain memiliki daya saing juga dapat memiliki daya tahan. "Terkadang banyak yang mampu bersaing tapi tidak bertahan", ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H