Mohon tunggu...
Humam Mutawakkil
Humam Mutawakkil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Duta Bahasa DIY.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duta Santri Nasional Tunjukkan Potensi yang Dimiliki Para Santri

27 Oktober 2023   17:24 Diperbarui: 27 Oktober 2023   17:28 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi

Setiap 22 Oktober, masyarakat Indonesia terutama kaum pesantren selalu menyambut sebuah perayaan akbar yaitu peringatan Hari Santri Nasional. Hari Santri lahir sejak tahun 2015 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Hari santri lahir sebagai salah satu penghargaan dari pemerintah atas jasa dan kiprah kaum sarungan dalam menjaga serta mempertahankan keutuhan dan kesatuan NKRI. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa fakta sejarah mengatakan kaum sarungan memiliki andil yang cukup besar dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Di antara tokoh-tokoh perjuangan dari kalangan santri adalah KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahid Hasyim, Pangeran Diponegoro, dan KH. Ahmad Dahlan.

Peringatan Hari Santri Nasional tahun ini mengangkat tema "Jidah Santri Jayakan Negeri". Tema ini tentunya tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mana santri memiliki andil yang cukup besar. Menteri Agaman RI, Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan bahwa makna jihad tidak selalu identik dengan peperangan yang mengangkat senjata. Jihad santri masa kini adalah dengan jihad intelektual serta berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa dengan berbagai potensi yang dimiliki. Santri masa kini harus memiliki pemikiran-pemikiran yang inovatif dalam menghadapi era digitalisasi. Dengan potensi inilah peran santri dalam memajukan bangsa tidak hanya dimiliki oleh-oleh para pendahulu saja, namun juga berkelanjutan hingga masa kini dan masa-masa selanjutnya.

Dalam memperingati Hari Santri Nasional 2023, Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan serangkaian acara yang menarik, di antaranya adalah Pemilihan Duta Santri Nasional. Duta Santri Nasional merupakan ajang yang rutin dilaksanakan selama dua tahun sekali dalam rangkaian momentum hari santri. Pada tahun ini, pemilihan duta santri nasional dilaksanakan di Surabaya, tepatnya di Auditorium Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya (Unusa). Tema yang diangkat dalam ajang pemilihan duta santri nasional tahun ini adalah "Santri Membangun Peradaban dan Perdamaian Dunia". Tema ini sejalan dengan kondisi dunia saat ini yang sedang banyak bermunculan berbagai konflik soaial, konflik antar agama, konflik ideologi, dan sebagainya. Pada tahun ini tercatat lebih dari 6000 santri di Indonesia mendaftar dalam kompetisi ini. Mereka mengikuti berbagai tahapan seleksi sehingga terpililah 48 finalis duta santri nasional dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia.

Duta santri nasional merupakan salah satu wadah bagi para santri di Indonesia dalam menyalurkan bakatnya yang dapat berdampak bagi kemajuan bangsa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ketua Umum Yayasan Duta Santri Nasional, Syifa' Nurda Mu'affa, bahwa kompetisi ini merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh para santri di Indonesia. Duta santri nasional juga menjadi bukti bahwa santri tidak hanya bisa mengaji dan kolot akan digitalisasi seperti apa yang ada di pikiran kebanyakan orang. Duta santri nasional menunjukkan ekssitensi santri di era digitalisasi. Hal ini juga dibuktikan dengan berbagai bidang yang ditawarkan dalam ajang ini di mana tardapat sepuluh bidang yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Sepuluh bidang tersebut yaitu agama dan pendidikan, sosial dan kemasyarakatan, politik dan hukum, ekonomi dan kewirausahaan, sains dan teknologi, budaya dan pariwisata, energi dan lingkungan, kesehatan dan olahraga, diaspora, serta multimedia.

Peraih juara umum duta santri nasional tahun ini adalah Ahmad Nasikhul Huda dari Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya dan Norma Hasanatul Maghfirah dari Pondok Pesantren Luhur Malang. Muyassarotul Hafidzoh, salah satu pembina duta santri nasional mengatakan bahwa walaupun terdapat kategori pemenang dalam kompetisi ini, namun sejatinya seluruh 48 finalis sudah menyandang gelar duta santri nasional. Perjalanan mereka tidak hanya terhenti di malam penganugerahan saja, namun mereka akan melaksanakan berbagai program kerja selama dua tahun ke depan. Harapannya seluruh program kerja yang dijalankan oleh para duta santri nasional dapat menghasilakn dampak besar yang berkelanjutan (sustainable) bagi masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun