Bandung, kota yang terkenal dengan julukan Paris van Java, memiliki banyak bangunan bersejarah yang menjadi saksi perkembangan kota ini. Salah satu bangunan yang paling menarik dan unik adalah Gedung Pensil, yang terletak di kawasan Simpang Lima, persimpangan antara Jalan Ahmad Yani, Asia Afrika, Gatot Subroto, Karapitan, dan Sunda
Gedung Pensil adalah bangunan berlantai dua yang dibangun pada tahun 1918 dengan gaya arsitektur tradisional Eropa. Sesuai dengan namanya, gedung ini memiliki bentuk dan atap yang membulat dan berkerucut seperti sebuah pensil yang sudah diraut. Gedung ini sempat menjadi ikon kawasan Simpang Lima pada tahun 1930-an, saat Bandung masih menjadi pusat perdagangan dan bisnis di zaman kolonial Belanda.
Namun, siapa sebenarnya arsitek yang merancang dan membangun gedung ini? Sampai saat ini, hal ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Tidak ada catatan resmi yang menyebutkan nama arsitek yang bertanggung jawab atas gedung ini. Ada beberapa spekulasi yang mengatakan bahwa gedung ini dirancang oleh arsitek Belanda yang terkenal, seperti C.P. Wolff Schoemaker atau Albert Aalbers, namun tidak ada bukti yang kuat untuk mendukungnya.
Meskipun begitu, gedung ini tetap menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang dilestarikan oleh pemerintah Kota Bandung. Pada tahun 2011, Bandung Heritage, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pelestarian budaya Bandung, memasang sebuah plakat di samping kanan pintu masuk gedung ini, yang berisi tulisan: "Bangunan ini adalah cagar budaya yang dilestarikan sebagai aset sejarah Kota Bandung". Sejak awal dibangun hingga sekarang, gedung ini selalu memiliki fungsi sebagai tempat usaha. Gedung ini pernah menjadi kantor dagang Handel Mij. Groote & Scholtz, agen ban Dunlop, minyak pelumas Shell, toko Ligna, dan PT. Panca Niaga. Saat ini, gedung ini digunakan oleh PT. Danareksa, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa keuangan dan pasar modal.
Gedung Pensil adalah salah satu bangunan yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari, baik dari segi sejarah maupun arsitekturnya. Gedung ini menunjukkan bagaimana Bandung memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam, yang harus dihargai dan dilestarikan. Gedung ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi dalam bidang seni dan desain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H