Mohon tunggu...
Humam Afif
Humam Afif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa | Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengelola Kompleksitas IS: Peran Kunci Enterprise Architecture Management

16 Oktober 2024   14:56 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Enterprise Architecture Management (sumber: freepik.com)


Mengelola Kompleksitas IS: Peran Kunci Enterprise Architecture Management

Perkembangan pesat teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam cara organisasi mengelola sistem informasi mereka. Investasi dalam arsitektur IS diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan keunggulan kompetitif. Namun, di balik harapan tersebut, seringkali terjadi peningkatan kompleksitas dalam sistem IS yang mengakibatkan pengelolaan menjadi jauh lebih sulit. Menurut Beese et al. (2022), arsitektur IS modern mencakup lebih dari sekadar komponen teknologi. Ada aspek struktural dan dinamis yang menciptakan interaksi kompleks antara berbagai sistem dan proses organisasi, yang menambah tantangan dalam pengelolaan IS.

Kompleksitas ini terbagi ke dalam empat dimensi, yaitu struktural dan dinamis, yang terkait dengan teknologi dan organisasi. Kompleksitas struktural berfokus pada jumlah dan keragaman komponen IS serta keterkaitan antar komponen. Sementara itu, kompleksitas dinamis mencerminkan seberapa sering perubahan terjadi dalam sistem IS. Semakin tinggi tingkat kompleksitas ini, semakin sulit bagi organisasi untuk memprediksi dan mengelola dampak perubahan yang terjadi dalam sistem IS mereka. Beese et al. (2022) menyoroti bahwa organisasi modern seringkali kesulitan mempertahankan efisiensi, fleksibilitas, dan prediktabilitas karena perubahan yang terjadi di berbagai bagian sistem.

Di sinilah peran penting Enterprise Architecture Management (EAM) muncul. EAM adalah pendekatan strategis untuk mengelola arsitektur IS secara terintegrasi, mengurangi risiko redundansi, inefisiensi, serta peningkatan biaya operasional. Dengan standar dan harmonisasi yang diterapkan melalui EAM, organisasi dapat menjaga konsistensi arsitektur IS di seluruh divisi, memastikan bahwa tujuan jangka panjang tercapai tanpa harus menghadapi masalah yang timbul akibat manajemen yang terfragmentasi.

Enterprise Architecture Management (EAM) berperan sebagai solusi strategis dalam mengelola kompleksitas arsitektur sistem informasi (IS) yang kian meningkat. Beese et al. (2022) mencatat bahwa semakin kompleks struktur IS dalam sebuah organisasi, semakin besar risiko munculnya ketidakefisienan, terutama dalam hal biaya operasional dan kemampuan untuk merespons perubahan. Kompleksitas struktural, yang diukur berdasarkan keragaman dan jumlah komponen teknologi yang saling terkait, serta kompleksitas dinamis yang mencerminkan frekuensi perubahan dalam sistem, menyebabkan kesulitan besar dalam mempertahankan efisiensi dan fleksibilitas.

Penelitian yang melibatkan 249 manajer IS menemukan bahwa semakin tinggi tingkat kompleksitas arsitektur IS, semakin buruk hasil arsitektur yang dicapai, seperti fleksibilitas dan efisiensi sistem. Kompleksitas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan yang tidak terduga ketika terjadi perubahan di salah satu bagian sistem, yang kemudian memengaruhi bagian lain secara negatif. Dalam konteks ini, EAM muncul sebagai pengelola kompleksitas tersebut dengan menyediakan kerangka kerja yang membantu organisasi merencanakan dan mengelola perubahan dalam arsitektur IS mereka.

EAM berfungsi sebagai moderator yang signifikan dalam hubungan antara kompleksitas organisasi dan teknologi. Dengan adanya EAM yang matang dan terintegrasi, organisasi dapat mengurangi dampak negatif dari peningkatan kompleksitas teknologi yang disebabkan oleh dinamika organisasi. Studi Beese et al. (2022) menunjukkan bahwa organisasi dengan EAM yang efektif memiliki korelasi yang lebih rendah antara peningkatan kompleksitas organisasi dan peningkatan kompleksitas teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan EAM yang tepat, organisasi dapat menjaga fleksibilitas dan responsivitas mereka tanpa menambah beban pada sistem IS mereka.

Selain mereduksi kompleksitas, EAM juga membantu dalam mencapai hasil arsitektur yang lebih baik, seperti transparansi dan prediktabilitas. Ketika kompleksitas IS meningkat, organisasi sering kali kesulitan memahami interaksi antar komponen sistem mereka. EAM membantu meningkatkan transparansi dengan menyediakan peta yang jelas tentang bagaimana sistem berfungsi secara keseluruhan. Ini sangat penting dalam mematuhi persyaratan regulasi yang semakin ketat dan ketika organisasi perlu menjelaskan perilaku sistem yang tidak terduga. Beese et al. (2022) juga mencatat bahwa EAM membantu organisasi untuk memprediksi dampak dari perubahan sistem dengan lebih baik, yang mengurangi risiko kegagalan implementasi teknologi.

Fleksibilitas adalah salah satu hasil arsitektur penting yang ditingkatkan oleh EAM. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, kemampuan untuk menyesuaikan sistem IS dengan cepat menjadi sangat penting. EAM membantu organisasi mengidentifikasi komponen mana yang dapat diubah tanpa memengaruhi stabilitas keseluruhan sistem. Dengan demikian, organisasi tidak hanya dapat merespons perubahan pasar dengan cepat tetapi juga memastikan bahwa sistem IS mereka tetap efisien dan terstruktur.

Secara keseluruhan, Enterprise Architecture Management (EAM) terbukti menjadi pendekatan yang sangat efektif dalam mengelola kompleksitas sistem informasi (IS) yang semakin meningkat di organisasi modern. Dengan adanya EAM, organisasi dapat mereduksi dampak negatif dari peningkatan kompleksitas arsitektur IS, seperti inefisiensi, peningkatan biaya operasional, dan kesulitan dalam merespons perubahan. Beese et al. (2022) menunjukkan bahwa EAM tidak hanya membantu dalam mereduksi kompleksitas, tetapi juga secara signifikan meningkatkan hasil arsitektur seperti efisiensi, fleksibilitas, transparansi, dan prediktabilitas.

Penerapan EAM yang matang dan terintegrasi memberikan kerangka kerja yang memungkinkan organisasi menjaga keselarasan antara teknologi dan dinamika organisasi, memastikan bahwa sistem IS tetap responsif terhadap kebutuhan bisnis yang terus berkembang. Di tengah tuntutan pasar yang cepat berubah, EAM berperan penting dalam membantu organisasi untuk tetap kompetitif, efisien, dan fleksibel tanpa harus menambah beban pada infrastruktur teknologi mereka. Dengan demikian, EAM tidak hanya berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek, tetapi juga terhadap stabilitas dan keberlanjutan organisasi di masa depan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun