Mohon tunggu...
Money

Kejujuran Adalah Kunci Utama dalam Bisnis

21 Oktober 2017   19:54 Diperbarui: 21 Oktober 2017   21:01 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hal yang paling rosul sukai dalam perdagang dan dalam berdang ada beberapa Etika bisnis memegang peranan yang semakin penting jika seseorang atau sekelompok orang memegang peranan yang menentukan nasib bisnis lain atau masyarakat yang lebih luas, dan mereka inilah yang disebut pemimpin atau lapisan kepemimpinan di dunia bisnis. Sosok dan reputasi Muhammad diakui dalam sejarah perdagangan dunia Arab. Ketika mencapai usia dewasa, Muhammad memilih pekerjaan sebagai pedagang/wirausaha.

Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shahibul mal) berdasarkan bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer ke pusat perdagangan Habsyah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya. Tidak satu pun jenis bisnis yang ia tangani mendapat kerugian. Hal ini karena beliau memiliki sifat jujur dan amanah yang sangat tinggi

Kecerdikan dalam berbisnis dan penguasaannya tehadap pasar juga sangat luar biasa. Pada suatu waktu Muhammad diminta membawa dagangan milik Siti Khadijah. Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dalam segala hal, sehingga digelari Al-Amin (orang yang paling dapat dipercaya). Hal itu pun diterapkan dalam berbisnis. Para pebisnis Quraisy Mekkah tidak suka kepada Muhammad yang jujur dalam berdagang ini. 

Bagi mereka, dagang ya dagang, jujur ya jujur. Mereka berpandangan tidak bisa kedua hal itu dipadukan. Akhirnya mereka membuat rencana untuk membangkrutkan Muhammad. Ketika rombongan pedagang Mekkah itu membawa barang dagangan ke Syam (sekarang dikenal dengan nama Suriah), mereka sengaja menjatuhkan harga. Muhammad tidak mau melakukannya, karena yang dia bawa adalah dagangan milik Siti Khadijah, bukan miliknya sendiri. Beliau harus amanah.

Selain itu, beliau telah sangat memahami kondisi pasar saat itu bahwa jumlah permintaan (demand) jauh lebih tinggi dari jumlah penawaran (suplay). Beliau memahami seluruh barang pasti akan terjual karena permintaan lebih tinggi dari jumlah barang yang tersedia. Karena itu, bila barang dagangan para saudagar Quraisy itu habis, pasti konsumen akan tetap mencari barang tersebut. Benar saja, ketika dagangan yang harganya dibanting itu habis, maka masyarakat akhirnya membeli barang-barang kepada Muhammad dengan harga normal. Ketika rombongan pedagang itu pulang, Mekkah pun gempar. Semua pedagang rugi, kecuali Muhammad yang untung besar. Inilah contoh kejelian melihat, menganalisis, dan memahami pasar serta keberkahan dari sikap jujur dan amanah. Ini juga merupakan bukti kemampuan merespon strategi pesaing secara jernih.

Pada hadis ini dipaparkan:rasulullah bersabda:sesungguhnya pada diri manusia terdapat segumpal daging yang jika segumpal daging itu selamat dan sehat maka selamatlah dan sehatlah seluruh jasadnya, jika ia sakit maka sakit dan rusaklah seluruh jasadnya, ingatlah itu adalah hati.    Dari hadits itu dapat dipahami bahwa manusia adalah makhluk allah yang diberi hati selain akal atau otak. Jika hatinya baik maka perilakunya akan baik, begitu sebaliknya jika hatinya jelek maka prilakunya juga akan jelek. Hati berfungsi membedakan yang baik dan yang buruk. Yang dinginkan dalam islam adalah manusia yang mempunyai hati yang dapat membimbing dan mengatur otaknya sehingga perilakunya baik dan benar, bukan sebaliknya otak yang mengatur hatinya.manusia juga diberi jasad dan cahaya serta nafsu, jika hati dikuasai oleh nafsu maka ia seakan-akan matanya buta, telinganya tuli dan hatinyapun tertutup, sehingga perilakunyapun akan jauh dari ajaran agama

Marilah kita renungi sabda Rasulullah SAW : "Pedagang yang beramanat dan dapat dipercaya, akan bersama orang-orang yang mati syahid nanti di hari kiamat." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun