Mohon tunggu...
Humaira SugiantoPutri
Humaira SugiantoPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

DAD Kalteng Minta Mulok Masuk Jam Kredit Guru

11 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   06:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Usulan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah agar mata pelajaran muatan lokal Dayak diakui dalam jam kredit pelajaran bagi para guru merupakan langkah strategis yang layak mendapatkan dukungan penuh. Muatan lokal tidak hanya bertujuan memperkenalkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat lokal, tetapi juga merupakan bagian penting dalam melestarikan warisan budaya yang bisa saja terkikis oleh arus modernisasi. Dalam hal ini, pendidikan yang memuat kearifan lokal seperti budaya Dayak tidak boleh dipandang sebagai beban tambahan bagi para guru, melainkan harus diberikan penghargaan yang setara dengan mata pelajaran lainnya. Dengan adanya pengakuan jam kredit bagi para pengajar, sistem ini diharapkan bisa memotivasi guru untuk lebih semangat dalam menyampaikan materi muatan lokal, sekaligus meningkatkan kualitas pengajaran di dalam kelas.

Selama ini, salah satu masalah yang dihadapi adalah bahwa mata pelajaran muatan lokal, meskipun dianggap penting, sering kali tidak mendapat prioritas dalam sistem pendidikan formal. Guru-guru yang mengajarkan muatan lokal tidak memperoleh insentif yang layak, baik dalam bentuk penilaian kinerja maupun pengakuan dalam kredit jam mengajar. Hal ini tentunya membuat beban bagi para guru menjadi bertambah tanpa ada penghargaan yang sepadan. Dengan tidak adanya nilai kredit yang diakui untuk mata pelajaran muatan lokal, seringkali mata pelajaran ini kurang diutamakan atau bahkan diajarkan secara terburu-buru. Padahal, budaya Dayak adalah bagian integral dari identitas masyarakat Kalimantan Tengah, yang seharusnya diajarkan secara menyeluruh dan penuh penghargaan.

Langkah DAD Kalteng dan Dinas Pendidikan Kalteng untuk memperjuangkan agar mata pelajaran muatan lokal masuk dalam jam kredit adalah wujud kepedulian yang mendalam terhadap pendidikan budaya dan kearifan lokal. Pengajaran budaya lokal tidak hanya penting untuk membangun rasa cinta pada budaya, tetapi juga untuk membentuk generasi muda yang paham akan identitas dan asal-usulnya. Di tengah derasnya arus globalisasi, penting bagi siswa untuk memiliki pemahaman mendalam tentang tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur mereka. Dengan adanya pengakuan kredit jam mengajar, guru akan lebih termotivasi untuk memberikan pengajaran yang lebih mendalam dan terstruktur tentang budaya Dayak, sehingga muatan lokal dapat diajarkan secara optimal dan tidak terkesan sebagai pelajaran tambahan yang terpinggirkan.

Selain itu, upaya untuk menyelaraskan muatan lokal dengan Kurikulum Merdeka merupakan inovasi yang sangat tepat. Kurikulum Merdeka memberikan ruang fleksibilitas yang lebih besar kepada guru dan sekolah untuk mengembangkan materi sesuai dengan kebutuhan lokal. Dengan demikian, muatan lokal dapat disesuaikan dengan konteks zaman, tanpa kehilangan esensi dari budaya itu sendiri. Mengintegrasikan muatan lokal dalam kurikulum yang lebih dinamis seperti Kurikulum Merdeka juga akan membuka peluang bagi siswa untuk lebih mendalami aspek-aspek budaya, tidak hanya dari segi teori, tetapi juga melalui praktik langsung, seperti pelestarian adat istiadat, kesenian, bahasa daerah, dan kearifan lokal lainnya.

Pengakuan ini juga akan memberikan dampak positif bagi pelestarian budaya Dayak yang kaya. Generasi muda di Kalimantan Tengah akan tumbuh tidak hanya sebagai individu yang unggul secara akademis, tetapi juga memiliki rasa kebanggaan dan keterikatan yang kuat terhadap identitas budaya mereka. Selain itu, hal ini juga dapat menjadi strategi penting dalam menjaga keberagaman budaya Indonesia. Di tengah modernisasi dan globalisasi, pengajaran budaya lokal yang terstruktur dan diakui dalam pendidikan formal akan berfungsi sebagai benteng yang melindungi kearifan lokal dari ancaman kepunahan.

Oleh karena itu, usulan DAD Kalteng perlu segera ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat. Pemberian pengakuan jam kredit untuk mata pelajaran muatan lokal tidak hanya akan memberikan dorongan bagi para guru, tetapi juga menjamin bahwa pendidikan budaya tidak dipandang sebelah mata. Hal ini tidak hanya penting untuk Kalimantan Tengah, tetapi juga bisa menjadi model yang relevan untuk diterapkan di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, Indonesia perlu menjadikan muatan lokal sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional agar generasi penerus memiliki pondasi yang kuat, baik dari segi intelektual maupun kultural.

Humaira Sugianto Putri, 11 Desember 2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun