Mohon tunggu...
Hulda Lily Sharon
Hulda Lily Sharon Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Imanuel😇🙏🏻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kreanova] Nilai Plus dari Tempe Jagung

19 November 2020   17:13 Diperbarui: 19 November 2020   18:55 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=vTMu1LvYpto

Ada yang pernah dengar atau baca tempe dari bahan dasar jagung? Hmm.. mungkin ada yang sudah pernah atau belum pernah yaa, atau bahkan ada yang sudah pernah merasakan tempe jagung? Yuk tanpa berlama-lama lagi kita simak tempe dari bahan dasar jagung itu gimana sih? ^-^

Tempe merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing lagi kita dengar di Indonesia. Tempe seperti sudah menjadi makanan wajib di meja makan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Namun, bukan berarti kalangan orang-orang yang mapan sekarang ini meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi tempe. Bahkan yang menarik adalah diaspora di berbagai negara pun memproduksi tempe mulai dari skala rumahan hingga skala pabrik.

Orang Indonesia yang bernama Rustono yang bermukim di Jepang, telah mempopulerkan tempe menjadi makanan mendunia.  Tempe bukan saja menjadi peluang bisnis tetapi sudah menjadi produk olahan yang berskala pabrikan. Beberapa negara yang memproduksi tempe skala pabrik ialah di negara Jepang, Amerika, Australia, dan masih ada lagi. Sehingga produksi tempe sudah bukan lagi dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah, melainkan sudah menjadi sebuah branding sebagai makanan khas Indonesia yang dapat dinikmati oleh warga negara lain.  

Tempe memang awalnya adalah makanan yang berbahan dasar dari tanaman kedelai. Namun rupanya ada bahan dasar selain kedelai yang dapat diproduksi menjadi tempe. Misalnya dari tanaman kacang lainnya, yaitu dari kacang hijau, kacang koro pedang, kacang koro benguk, ataupun dari biji-bijian, misalnya biji lamtoro dan biji trembesi. Selain itu, ada satu tanaman yang dapat juga dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tempe yaitu jagung.  Jagung sebagai sebagai bahan alternatif tempe selain kedelai. 

Jagung nikstamal atau biasa disebut homini ini berhasil dibuat oleh tim peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Muhammad Arpah dan Lomok Aritonang. Dua peneliti tersebut memanfaatkan jagung sebagai bahan substitusi pembuatan tempe yang juga bertujuan untuk menekan harga produksi tempe.

Selain bertujuan untuk menekan harga tempe kedelai, jagung memiliki nilai yang ekonomis dan sebagai bahan pangan pokok ketiga di Indonesia. Dibandingkan dengan produksi kedelai di Indonesia yang tidak stabil sehingga mengakibatkan Indonesia harus mengimpor kedelai dari negara lain, dan membuat harga tempe meningkat drastis. Oleh karena itu jagung dipilih sebagai pengganti kedelai karena juga memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang baik. 

Jagung memiliki kandungan nutrisi yang berbeda dengan kedelai terutama kandungan karotenoid pada warna kuning di jagung. Walaupun jagung masih lebih rendah protein daripada kedelai, akan tetapi kandungan karotenoid pada jagung berkisar 6,4-11,3 g/g , dimana kandungan beta karoten sebanyak 22% dan sisanya adalah xantofil. Beta karoten berfungsi sebagai provitamin A dalam mencegah kebutaan pada penyakit katarak, sedangkan xantofil berfugsi sebagai antioksidan, sistem imunitas tubuh, mencegah penyakit jantung, dan sebagai pelindung sel dari serangan kanker. Bahan baku Jagung jadi menarik dan melengkapi variasi tempe lainnya, sebab kandungan Jagung tidak didapatkan di biji kedelai, yaitu karotenoid.

Dengan demikian nilai plus atau kelebihan yang kita dapat dari tempe jagung, yaitu ada variasi baru selain tempe kedelai yang memiliki tekstur dan rasa yang khas, juga manfaat yang kita dapat dari tempe jagung yakni memiliki kandungan beta karoten dimana salah satunya bermanfaat bagi kesehatan mata, serta xantofil yang bermanfaat sebagai sistem imunitas tubuh. Selain bermanfaat, dengan memproduksi tempe dari jagung akan dapat mengurangi impor kedelai di Indonesia.  Semoga bermanfaat:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun