Mohon tunggu...
Kao Hu
Kao Hu Mohon Tunggu... -

for the better world

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengaku Bersalah, Menteri Transportasi Belgia Mundur

17 April 2016   07:40 Diperbarui: 17 April 2016   17:06 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="bbc.com"][/caption]Adalah Jacqueline Galant, Menteri Transportasi Belgia itu, yang mengundurkan diri karena bandara Zaventem rusak dihantam bom bunuh diri beberapa minggu yang lalu (Kompas, 16/4/2016). Pengunduran diri Menteri Transportasi Belgia itu memang beralasan, karena jauh-jauh sebelum peristiwa itu terjadi (tepatnya tahun 2015), terbit laporan dari lembaga Uni Eropa yang menyebutkan bahwa bandara Belgia menunjukkan kekurangan serius terutama dalam pemeriksaan bahan peledak.

Pengunduran diri itu patut dihargai, namun sayang hal itu dilakukan setelah muncul banyak kecaman kepada Menteri Transportasi tersebut karena telah mengabaikan laporan Uni Eropa. Mestinya ia segera melakukan pemeriksaan setelah pemboman terjadi lalu memberikan klarifikasi, kemudian mengundurkan diri jika ada kesalahan yang dilakukannya atau ada tindakan keliru bawahan yang harus dia pertanggungjawabkan.

Pengundurun diri itu juga terjadi setelah laporan tersebut bocor ke media. Andai saja laporan itu tersimpan rapih di tumpukan dokumen orang-orang yang menerimanya, mungkin Menteri Transportasi masih menebar senyum lebar saat meresmikan ini dan itu.

Bagaimanapun, pengunduran diri  Menteri Transportasi Belgia itu merupakan tindakan terpuji yang patut dicontoh, walau kualitas (daripada) niatnya sedikit kurang. Tetapi itu pendapat dari seseorang yang tidak tahu bagaimana suasana kebatinan di sana.
Yang relevan untuk kita di sini adalah pelajaran apa yang dapat ditarik dari peristiwa pengeboman bandara di Belgia itu?

Pertama, perlu ada audit pengamanan terhadap seluruh bandara, khususnya bandara Soekarno-Hatta, Juanda, dll. Audit ini perlu dilakukan oleh instansi yang kredibel, jangan oleh misalnya salah satu satker di Kementerian Perhubungan, karena laporannya bisa bias, kurang cermat, lemah analisis. Tidak harus menyewa jasa penelitian dari perguruan tinggi ternama sekalipun karena tidak ada jaminan bahwa hasilnya pasti obyektif.

Kedua, laporan yang didanai APBN itu, atau dari sumber manapun, harus dibuka untuk umum, untuk memperkecil kemungkinan dipeti-eskannya laporan tersebut. Walaupun laporan itu dapat dimanfaatkan juga oleh orang-orang yang ingin berbuat onar, tetapi manfaat keterbukaannya akan lebih besar. DPR misalnya, dapat mempertanyakan upaya yang telah dan akan dilakukan pemerintah terkait dengan kondisi keamanan bandara yang diuraikan dalam laporan tersebut.

Ketiga, media cetak/digital/tv/radio perlu sekali-kali menurunkan wartawannya untuk mengecek keampuhan sistem pengamanan bandara secara investigatif, seperti layaknya detektif, mencoba berbagai cara untuk mencari celah-celah kelemahan keamanan bandara.

Keempat, bandara adalah salah satu obyek pengeboman, selain itu tentunya teroris juga mencari tempat-tempat yang strategis untuk melancarkan aksinya. Jadi sistem keamanan yang handal juga perlu diterapkan di setiap tempat strategis tersebut.

Demikian sekedar saran. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun