Mohon tunggu...
Ria Apriyani
Ria Apriyani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sejak kecil sampai sekarang menyukai hujan dan film-film animasi, tetapi selalu dikatakan mirip anak kecil. Suka jalan-jalan demi mempelajari berbagai kebudayaan dengan kekhasannya masing-masing dan mencicipi kuliner-kuliner yang memanjakan lidah. Sejak SD sudah kecanduan menulis, dan kini sedang dalam proses belajar agar mampu membuat tulisan menjadi candu.\r\nSaya juga menulis di griaa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mempelajari Jurnalistik Dalam Warna-Warni Perbedaan

30 September 2012   00:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda itu indah. Selama ini sejak kecil saya selalu diajarkan mengenai toleransi, dan saling menghormati. Tapi kenyataannya ketika saya lulus dari SMA dan terjun langsung menghadapi masyarakat, kenyataan yang saya temukan sering kali jauh berbeda. Aksi saling ejek, keributan, 'alergi' tersendiri terhadap perbedaan, selepas SMA saya baru menghadapi hal-hal semacam itu.

Tapi kemarin, saya kembali berkesempatan merasakan sendiri kenyataan dari kalimat 'berbeda itu indah' ketika saya mengikuti Pelatihan Jurnalistik Lintas Agama yang diadakan oleh Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang, Sabtu (29/9) kemarin di Gereja Kristen Maulana Yusuf, Bandung.

Mahasiswa/i dari berbagai universitas di Bandung, dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan duduk bersama, saling berkenalan, mengobrol, dan mempelajari seluk-beluk mengenai dunia jurnalistik dibantu oleh Bapak/Ibu dari Kompas tanpa membawa label bahwa saya beragama X, atau saya beragama Y.

Pada kesempatan itu, saya bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai agama dan menjalin pertemanan baru. Teman semeja saya adalah seorang Muslim dari Universitas Islam Negeri. Begitu pula dua orang di belakang kami. Ketika kami mengobrol, saya sempat menanyakan kepada Itha, teman semeja saya, apa yang ia rasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki di gereja tadi pagi? Dia menjawab,

"Awalnya sih memang agak canggung. Tapi lama-kelamaan saya senang karena semua juga tampak ramah."

Di masyarakat, perbedaan masih sering kali dijadikan jurang pemisah antara kelompok yang satu, dengan kelompok yang lain. Sebenarnya ada jembatan yang bisa dilalui agar mereka bisa saling mengenal dan berdiskusi, tetapi masih ragu untuk dimanfaatkan karena faktor ketakutan terhadap konflik.

Padahal sebenarnya, kalau masing-masing individu dari kelompok-kelompok tersebut mau mengambil langkah dan kemudian bertemu di tengah, saling menyapa dan berkenalan, mencoba saling memahami, bukankah itu indah? Seperti yang dilakukan oleh saya dan teman-teman peserta pelatihan yang lain Sabtu kemarin.

Hari ini, saya akan mengikuti kegiatan hari kedua, dimana kami akan diajak berkeliling ke beberapa rumah ibadah di Bandung untuk menyaksikan langsung bagaimana indahnya perbedaan-perbedaan bisa hidup berdampingan. Kira-kira pengalaman menarik apa lagi ya yang akan saya dapatkan hari ini?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun