Mohon tunggu...
Marta (Lemon Tea)
Marta (Lemon Tea) Mohon Tunggu... -

Berani untuk dibaca, berani untuk menjadi bagian dari sejarah "Menulis adalah sebuah keberanian" (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi ǀ Sejengkal Rindu

17 Oktober 2016   15:26 Diperbarui: 18 Oktober 2016   00:22 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kfk.kompas.com

Di bibir senja aku menyulam awan dalam khayalan
Ku perkirakan sejengkal saja jarak antara kita
Di ujung mata aku menyulam cahaya jingga

Ku perkirakan sejengkal saja jarak antara kita
Lalu ku petik setangkai rindu

Dan ku sisipkan di antara jarak itu
Lalu ku siram dengan kenangan
Agar ia tetap segar dan berkembang meski tak lagi berakar mekar
Kini sejengkal saja jarak antara kita

Diantara cahaya senja

Diantara awan hitam kekuningan yang terbalut kenangan
Kini sejengkal saja jarak antara kita

Sebab rindu bukanlah pemisah dua hati yang terlanjur berpadu

Tak lain rindu adalah perekat antara dua raga satu jiwa yang lama tak berjumpa
Kini sejengkal saja jarak antara kita 

Sebab senja mengurung rindu dalam cahayanya yang takan mudah terlupa meski hadir sekejap saja
Sejengkal saja jarak antara kita

Karena rindu telah melipat jarak, menjadikannya semakin dekat

#sejengkalrindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun