Terutama di kota-kota besar, dimana pernikahan menggunakan jasa EO atau vendor. Parahnya, tanpa persiapan keuangan yang matang, utang menjadi pintu keluar bagi sebagian orang.Â
Jamak kejadian di sekitar penulis sendiri, setelah pesta pernikahan maka tagihan utang pun berdatangan. Entah itu dari vendor, bank, atau personal.
Jika ingin menggelar pesta pernikahan, hendaknya kedua calon mempelai dan keluarga menyiapkan dananya dari jauh-jauh hari. Jangan sampai pesta usai, penagih utang pun terbit.Â
Bijaklah dalam mengelola keuangan, batasi kebiasaan mudah berutang untuk sesuatu yang bukan kebutuhan utama. Hidup tanpa dililit utang itu nikmat dan surga bagi yang pernah merasakan pahitnya terjerat utang.
Ingat utang itu bukan mantan yang harus dilupakan, pesan spam yang harus dihapus atau diblokir, atau sedekah dari dermawan yang cukup dibalas dengan doa. Utang adalah kewajiban yang harus dibayar atau dibawa mati. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H