Hari lahirnya Yesus Kristus adalah hari yang dinanti seluruh uman beriman. Tema natal yang dibawakan kali ini adalah, "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem," dari Lukas 2 : 15. Sebenarnya apakah arti tema natal ini? Di sini saya  mengangkat tema "Hati yang Terbuka untuk Menerima Kasih Karunia Allah" yang akan fokus membahas Betlehem sebagai simbol kerendahan hati. Dalam natal tahun ini kita diajak untuk merendahkan hati dihadapan-Nya untuk menerima kasih Allah dan merasakan karunia natal lebih dalam. Kita diajak ke Betlehem, diajak untuk merendahkan hati.
 Betlehem adalah kota lahirnya Kristus tuhan. Betlehem ini memiliki arti simbolik dalam kutipan Injil Lukas tadi. Tema natal tahun ini mengajak kita untuuk pergi ke Betlehem , pergi menuju kerendahan hati. Mengapa Betlehem adalah kerendahan hati? Betlehem adalah salah satu kota dekat Yerusallem sekitar 6 mil jaraknya. Betlehem diambil dari bahasa ibrani "Beit" yang artinya rumah dan "Lechem" yang artinya roti, yang pada umumnya disebut Rumah Roti. Betlehem yang adalah rumah roti dikaitkan dengan lahirnya Yesus Sang Roti Hidup. Yesus yang adalah Putra Bapa turun ke bumi menjadi manusia meninggalkan kenikmatan surgawi. Dia yang Mahakuasa mau menjadi kita yang rapuh dan lemah. Ia tahu bahwa kita ciptaan -- Nya kelak akan membunuhnya, namun karena kerendahan hatinya Ia mau menjadi manusia demi keselamatan kita. Tuhan dengan kerendahkan hatinya bagaikan orang kaya yang tinggal di desa. Nah, Betlehem sendiri merupakan kota yang kecil dan populasi sedikit waktu Yesus lahir dan Tuhan memilih tempat itu sebagai tempat lahir -- Nya, Sang Raja, Sang Mesias. Betlehem menjadi simbol kerendahan hati karena kota ini menjadi salah satu tokoh dalam peristiwa kerendahan hatisejati terjadi, peristiwa Tuhan yang menjadi manusia. Betlehem menjadi saksi bisu cinta ilahi -- Nya. Dalam Yohanes 3: 16 dijelaskan bahwa, Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh kehidupan kekal, keselamatan di akhirat. Kristus rela turun ke dunia menyelamatkan kita. Ia wafat karena dosa kita. Allah sesungguhnya akan menghukum manusia, namun Yesus tidak mau kita mendapat hukuman. Oleh sebab itu, Ia turun ke dunia untuk memikul hukuman manusia dengan menderita sengsara di kayu salib. Betlehem tempat kelahiran -- Nya adalah simbol kerendahan hati.
 Tema natal ini mengajak kita untuk merendahkan hati dihadapan -- Nya untuk lebih merasakan karunia Natal, agar dapat melihat apa sesungguhnya Natal itu seperti Sabda yang Tuhan beri pada Injil Lukas 18: 9 -- 14 yang isinya tentang keharusan kita sebagai umat beriman
untuk merendahkan hati dan merendahkan diri dihadapan -- Nya agar dapat menerima berkatnya. Kita harus merendahkan hati layaknya sebuah gelas yang dikosongkan dahulu sebelum diisi, kita harus mengosongkan diri terlebih dahulu agar Tuhan dapat mengisi dirikita dengan berkatnya. Samuel dalam Alkitab tidak menanggapi panggilan Tuhan karena ia tidak mempersilahkan Tuhan untuk bersabda dan tidak mengakui diri sebagai hamba -- Nya. Terkadang karena keangkuhan kita sendiri kita tidak bisa mendengar panggilan -- Nya. Tinggi hati menutup mat akita untuk melihat cermin dan berefleksi atas diri sendiri dan dapat menghancurkan suasana damai di Natal ini. Tinggi hati dapat membuat kita memiliki emosi -- emosi negatif yang memberikan dampak yang memcah tali persaudaraan, rasa lelah dan hilangnya kedamaian. Sesungguhnya memang sukar untuk berendah hati saat kita sudah terbiasa untuk sombong dan tinggi hati karena mata kita sudah dibutakan oleh pikiran kita sendiri dan sudah menutup hati untuk mempersilahkan Tuhan masuk. Pasti ada orang -- orang di luar sana yang masih gelap mata dan inilah tugas kita sebagai pembawa kebahagian, kita buka mata mereka yang buta karena kesombongan. Kita ingatkan, mereka tanpa memandang bulu, Islam maupun Katolik, Hindu maupun Buddha, kita ingatkan mereka bahwa Tuhan ingin didengar dan semua yang Ia katakana juga untuk kebaikan kita manusia. Namun, sebelum mengingatkan sadari apakah kita sudah berendah hati untuk melihat diri -- Nya yang lahir ke dunia dalam palungan. Â
 "Dunia membutuhkan orang rendah hati," kata Dominico S. Odariano SJ. Yesus adalah dasar iman kita dan yang harus sungguh kita teladani adalah kerendahan hatinya. Yesus mengundang kita untuk belajar pada -- Nya. Lewat Injil Matius 11: 29 Ia bersabda, "Belajarlah pada Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati." Dalam perjanjian lama, kerendahan hati adalah cara hidup terpuji karena dengan rendah hati artinya kita menaruh semua harapan dan tergantung pada Tuhan saja. Dalam Ayub 22: 29 dikatakan, "Allah merendahkan orang yang angkuh, tapi menyelamatkan orsng rendah hati yang menundukkan kepala," yang artinya memang kerendahan hati adalah betul -- betul penting dan sejalan dengan tema natal tahun ini. Kesombongan adalah ibu dari segala dosa, Adam manusia pertama jatuh karena keangkuhannya. Saya memiliki pengalaman tentang kesombongan ini, suatu hari di bulan Agustus, saya melakukan persiapan ulangan. Saya merasa ulangan ini mudah dan hanya membaca materi sedikit dan menutup buku karena saya terlanjur jatuh pada kemalasan. Alhasil, saya hanya mendapat nilai 75 dalam ulangan itu. Ini adalah bukti nyata bahwa kesombongan adalah ibu segala dosa karena dari sombong timbullah malas. Natal ini harus dibuat suasana natal yang damai dengan rendah hati pada sesama karena kehancuran dan kekacauan dunia
bersumber dari kesombongan. Kesombongan menutup ruang bagi orang lain, bahkan Tuhan sendiri untuk masuk dan berkarya dalam diri kita. Untuk merasakan kasih karunia -- Nya kita harus lebih dahulu mengasihi sesama dan Santo Agustinus berkata, "Kita tidak dapat mengasihi sesama, kecuali melalui kerendahan hati." Oleh karena itu, haruslah kita mengaplikasikan tema natal dengan berendah hati.
 Kini mari kita dalami arti natal itu sendiri. Natal; adalah lahirnya Kristus ke dunia, lahirnya harapan. Karunia besar yang Tuhan beri. Kasih tulus yang diiringi dengan tindakan nyata. Natal juga merupakan momen kita untuk mengucap syukur pada Tuhan. Pada Natal kita diingatkan pula untuk tetap sederhana dan rendah hati karena Yesus telah lahir. Tema Natal tahun ini selain mengajak kita untuk berendah hati, kita juga diajak untuk menjawab panggilan Tuhan. Tema ini mengajak kita untuk datang pada Kristus dengan sukacita dan iman.
 Jadi, dalam Natal ini kita harus berendah hati, bersyukur dan bersukacita. Kita harus berendah hati untuk merasakan karunia Natal, untuk merasakan kasih karunia -- Nya, dan menjawab panggilan -- Nya. Bukan hanya dengan kata -- kata dan iman saja namun dengan tindakan. Nilai penting yang kita dapatkan melalui lahirnya Kristus ke dunia adalah janganlah kita angkuh karena Dia teladan kita saja merendahkan diri -- Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H