Mohon tunggu...
Hugo Rheino
Hugo Rheino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya Mahasiswa Pre-Klinik Kedokteran Gigi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

How to Make Millions Before Grandma Die : Layakkah Sukses di Bioskop Indonesia?

8 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:50 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

How to Make Millions Before Grandma dies atau dalam penyebutan bahasa Thailandnya Lahn Mah merupakan film drama keluarga yang baru-baru ini sangat ramai dibicarakan pada media sosial. Masyarakat Indonesia yang telah menonton film ini menilai cerita yang dibawakan film ini sangatlah menyentuh hati sehingga banyak orang yang mem-posting dirinya ketika sebelum dan sesudah menonton film ini untuk menunjukan kesedihan dan pengalaman mereka setelah menonton film ini.

Namun, saya merasa bingung kenapa film dengan judul yang panjang dan berbahasa Thailand yang notabene-nya jarang menjadi film pilihan kebanyakan orang ini menjadi film yang sukses hanya dalam dua minggu penayangannya saja.

Oleh karena itu, untuk memenuhi rasa penasaran dan juga memastikan kelayakan film ini menjadi film yang sukses, akhirnya saya menyempatkan waktu untuk menonton film ini.

Lalu, apa saja yang membuat film dengan kisah sesederhana ini bisa menjadi begitu menarik dan berbeda dari drama keluarga lainnya?

setelah saya menonton film ini, film ini ternyata memiliki jiwa yang sangat unik, semuanya dikemas dengan begitu sederhananya, tetapi justru dengan kesederhanaan inilah yang membuat film ini menjadi begitu menyentuh hingga ke hati saya.

Pemeran utama di dalam film ini adalah M yang diperankan oleh Billkin, M adalah representasi dari kebanyakan orang yang hidup selalu di zona nyamannya, M adalah sosok yang pintar ketika masa kecilnya, tetapi karena kecanduan bermain game dan tidak mau pergi dari zona nyamannya tersebut membuat M tidak berkembang.

Konflik yang diberikan di awal film ternyata cukup simple, saya dibuat bertanya-tanya, saya juga sangat meremehkan film ini karena saya kira film ini hanya sebuah kisah seorang nenek yang jatuh sakit dan pemeran utama akan mengumpulkan satu juta untuk keperluan sang nenek hingga saya diberi sebuah konflik tentang M yang ingin mendapatkan warisan dari Amah (sang nenek) karena melihat sepupunya (Mui) yang mendapat warisan dari merawat kakek tua (Agong).

Hal yang saya suka dalam film ini adalah cara mereka memberikan kalimat-kalimat mendalam yang bukan hanya sekadar menyentuh hati, melainkan juga memiliki kaitan dengan jalannya cerita. Seperti, "Kalau kau masih mencium bau aneh dari seseorang berarti kau kurang lama berada di sisinya." kalimat ini diucapkan oleh Mui, kalimat ini jugalah yang mengawali cerita M untuk merawat Amah.

Banyak sekali kalimat lain dalam film ini yang membuat saya seakan-akan tertampar dan menyadarkan saya untuk selalu sayang keluarga, terutama kakek dan nenek yang rentan akan kesepian.

Menurut saya, Cara sutradara dan penulis kisah ini dalam mengembangkan karakter si-M dan membangun kedekatan antara M dengan Amah pada film inilah yang membuat film ini layak menjadi film yang sukses.

Semua diawali dengan niat buruknya si-M untuk mendapatkan warisan dari Amah berubah menjadi si-M yang tulus untuk merawat amah sampai akhir hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun