Selamat datang pada artikel ketiga penulis! Di bulan Oktober ini, penulis akan membahas sebuah topik baru, mengenai "Sejauh mana penulis setuju bahwa sesungguhnya seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat?".Seperti biasanya, untuk memulai artikel ini, penulis akan menuliskan beberapa teori, khususnya mengenai otot dan jantung.
"Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Pada dasarnya ada 3 tipe otot yang bekerja saat lari": (Redaksi, 20 Februari 2017)
1. Primer (Primary)
Bagian otot kaki yang termasuk kategori Primer dalam mendukung aktifitas lari adalah:
- Otot quadriceps femoris
- Otot hamstring
- Otot gluteus maximus
- Otot iliopsoas
- Otot betis
2. Pendukung (Supporting)
Bagian otot kaki yang termasuk kategori Pendukung dalam berlari adalah:
- Otot biceps brachii
- Otot perut atas
- Otot perut bawah
3. Tambahan (Auxiliary)
Ada yang berpendapat otot tambahan tidak diperlukan dalam berlari, namun ada juga yang beranggapan seluruh tubuh bekerja ketika kita berlari. Sebagian dari otot-otot tubuh bagian lain yang dianggap membantu aktifitas lari adalah:
- Otot intercostals eksternal
- Otot intercostals internal
"Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri. Dengan berlari, jantung lebih kuat dan aliran darah lancar. Saat berlari tubuh kita bekerja keras, jantung akan memompa darah lebih cepat dan diedarkan ke jantung lalu ke seluruh tubuh. Hal ini juga bermanfaat untuk kelancaran peredaran darah sehingga jantung dapat bekerja optimal saat tidak berlari." (Wikipedia)
Menurut penulis, penulis tidak setuju bahwa sesungguhnya seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat. Ada beberapa alasan mengapa penulis tidak setuju dengan topik tersebut. Pertama, orang yang kuat lari jarak jauh punya gen spesial dalam tubuhnya.
Dalam sebuah penelitian di Spanyol, tim periset menemukan bahwa genetik bisa sangat menentukan tingkat keberhasilan seseorang untuk mencapai garis finis di kompetisi maraton.Â