Informasi mengenai kepedulian terhadap lingkungan hingga sekarang masih berebut tempat dengan bentuk informasi yang lain. Misalnya mengenai politik pemerintahan, skandal artis, dan juga iklan penawaran produk. Hal ini disebabkan karena media mainstream yaitu surat kabar, radio, dan televisi memiliki keterbatasan. Mulai dari keterbatasan channel (TV), gelombang siaran (radio), dan juga ruang berita (surat kabar). Belum lagi tidak bisa dilupakan bahwa media juga merupakan sebuah institusi industri dengan kepentingan ideologisnya masing-masing (Sudibyo, 2004; hal 2).
Di sisi yang lain perkembangan internet menumbuhkan sebuah budaya baru. Sebuah budaya bagi individu untuk membuat medianya masing-masing, walaupun dengan platform yang sudah disediakan oleh pengembang. Misalnya dengan jejaring sosial, komunitas forum, blog, dan juga bahkan radio streaming secara online.
Salah satu kampanye lingkungan yang dikembangkan secara pribadi dilakukan oleh Kaka Slank. Keprihatinan Kaka terhadap kelestarian kekayaan laut Pulau Bangka coba diangkat menggunakan media internet. Youtube.com menjadi salah satu alternatif bagi Kaka untuk menyuarakan pendapatnya dengan bentuk video.
Video Tambang Pulau Bangka
https://www.youtube.com/watch?v=wIlmyFZIiX4
Video tersebut diawali dengan profil Pulau Bangka. Penjelasan berlanjut kepada pentingnya pelestarian terhadap kekayaan hayati di Pulau Bangka. Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu yang disoroti. Hal itu dikarenakan banyak sekali spesies yang bergantung pada ekosistem terumbu karang.
Permasalahan yang diutarakan dalam video meliputi banyaknya sampah dan limbah yang dibuang ke laut. Â Penggambaran yang dilakukan di video dilakukan secara ironi. Kemasan air minum berupa gelas plastik terlihat mengapung di sela-sela terumbu karang dan ikan-ikan laut yang cantik. Tampak juga bahwa beberapa surat kabar sudah mencoba untuk mengangkat isu tersebut.
Gerakan pelestarian lingkungan ini juga didukung oleh segenap masyarakat di Pulau Bangka. Sayangnya hal tersebut juga tidak didengarkan oleh pemerintah. Hingga kemudian muncul sebuah gerakan untuk menolak pengadaan tambang di Pulau Bangka.
Video tersebut sudah ditonton 16.882 kali terhitung dari tanggal 16 Maret 2015. Beberapa komentar juga mewarnai unggahan video tersebut. Komentar yang disematkan adalah mendukung gerakan untuk penyelamatan ekosistem terumbu karang di pulau Bangka. Bahkan beberapa komentar menyatakan dukungan dengan menandatangani petisi di change.org.
Peran Change.org
Change.org merupakan platform petisi terbesar di dunia yang bertujuan untuk menciptakan perubahan. Jasa yang ditawarkan oleh change.org adalah jasa kampanye. Nantinya dukungan akan diberikan dengan penandatangan petisi. Ketika petisi sudah berada pada jumlah yang diinginkan nantinya gerakan pemberian petisi kepada pejabat terkait akan dilakukan. Change.org juga memberikan informasi mengenai beberapa petisi yang sudah berhasil.
Petisi mengenai tambang di Pulau Bangka hingga sekarang (16 Maret 2015), ditandatangi oleh 22.263 pendukung. Target dari penandatanganan petisi adalah 25.000 tanda tangan. Ketika sudah memenuhi target nantinya petisi akan diberikan kepada target petisi, dalam kasus ini adalah Presiden Republik Indonesia Jokowi Widodo, WWF Indonesia, dan 17 penerima lainnya.
Masyarakat pada akhirnya diberikan sebuah wadah untuk kemudian berpartisipasi langsung terhadap permasalahan mengenai lingkungan hidup. Kaka mencoba memperluas jaringan dengan menghadirkan video youtube melalui akun Save Bangka Island. Harapannya adalah masyarakat akan melihat kampanye tersebut dan mau berperan aktif untuk membantu penolakan tambang di Pulau Bangka.
Sebuah Evaluasi
Sayangnya kampanye yang dilakukan masih kurang efektif. Isu mengenai permasalahan di Pulau Bangka kurang mendapatkan mata secara nasional. Bisa kita lihat beberapa isu mengenai Ahok yang merupakan isu lokal Jakarta bisa merembet hingga kemudian menjadi isu nasional. Isu tersebut bergulir di televisi, radio, surat kabar dan juga jejaring sosial milik individu. Â Isu mengenai Ahok seolah-olah merupakan isu krusial yang harus dikhawatirkan oleh masyarakat di luar Jakarta.
Dukungan terhadap kampanye lingkungan hidup pada era dewasa ini juga perlu mendapat dukungan dari tingkat individu. Kesadaran pentingnya untuk menanggapi mengenai isu lingkungan harus dikembangkan dari Sabang hingga Merauke. Hal ini dikarenakan sekarang individu bisa memproduksi medianya sendiri dan mampu untuk menyebarluaskan isu. Sayangnya, benar yang dikatakan Idi Subandy Ibrahim bahwa masyarakat lebih memilih untuk membeli make-up serta berlangganan tv kabel tapi merasa kesulitan saat membeli tempat sampah dan kerja bakti lingkungan.
Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. LkiS; Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H