Mohon tunggu...
Hugo Banotama
Hugo Banotama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penggemar ide kreatif yang tertarik pada seni, fashion, science, dan entrepreneurship. Bertekad untuk membuat hal-hal yang berani dan unik. Suka mencari cara baru memahami dunia lewat perspektif yang beda :)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Teknologi Medis Indonesia 90% Impor? Dampak pada Ekonomi Negara

2 November 2024   00:00 Diperbarui: 2 November 2024   00:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/blue-textile-on-white-table-7V95FwS2Ss4

Beberapa sektor dalam teknologi biomedis memiliki potenssi yang tinggi untuk produksi lokal, yaitu:

  • Peralatan Medis: Indonesia dapat lebih berfokus pada memproduksi peralatan yang Tingkat kompleksitasnya rendah hingga sedang, misalnya monitor tekanan darah, mesin ultrasound portable, dan peralatan lainnya.
  • Diagnostik: Ekspansi produksi peralatan diagnostik untuk penyakit-penyakit yang marak di Indonesia seperti tuberculosis dan demam berdarah dapat membantu kebutuhan kesehatan lokal.
  • Telemedicine: Sektor teknologi Indoneisa yang sedang berkembang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan telemedicine agar memperluas akses kesehatan, terutama di area-area pedesaan.

Sektor-sektor tersebut menunjukkan peluang untuk Indonesia membangun kapasitas lokal dalam bidang kesehatan.

SDM yang Bertumbuh

Indonesia memiliki stok lulusan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) kampus-kampus ternama, banyak di antaranya bersemangat untuk berkontribusi pada pengembangan teknologi baru. Institusi-institusi edukasi semakin banyak membuat program-program teknik biomedis serta bioteknologi yang dapat dijadikan pondasi yang kuat untuk perkembangan masa depan. Dengan berinvestasi dalam SDM serta memberi kesempatan untuk ilmuan, teknisi, dan peneliti untuk bekerja dalam proyek-proyek, Indonesia dapat membangun industry biomedis lokal yang lebih kompetitif, terutama terhadap perusahaan asing.

Peran Pemerintahan

Pemerintah Indonesia telah menyadari perlunya perkembangan produksi lokal teknologi medis dan telah membuat beberapa kebijakan untuk mendukung inovasi dan mengurangi ketergantungan pada impor. Upaya yang sudah ada saat ini adalah:

  • Insentif Pajak untuk Startup Biomedis: Pemerintah memberikan potongan pajak serta insentif finansial kepada perusahaan-perusahaan yang mengembangkan teknologi biomedis secara domestik yand didesain untuk mengurangi biaya produksi serta mendorong inovasi lokal.
  • Public-Private Partnerships (PPP): Pemerintah telah bekerja sama dengan pihak swasta untuk mendukung riset dan pengembangan (R&D) di sektor biomedis.  Kerja sama ini menggabungkan universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan swasta untuk berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi.
  • Investasi dalam R&D: Selain itu, pemerintah juga telah meningkatkan investasi dalam riset kesehatan dalam bentuk pendanaan pada universitas dan Lembaga penelitian.

Pendekatan Perkembangan Kolaboratif 

Kerja Sama Internasional

Salah satu cara yang paling menjanjikan agar Indoensia dapat mengakselerasi perkembangan sektor biomedisnya adalah melalui kolaborasi internasional. Dengan membentuk kerja sama dengan perusahaaan global dan lembaga penelitian, Indonesia dapat memanfaatkan transfer teknologi, riset dan penelitian, serta perkembangan informasi. Misalnya, kolaborasi dengan Korea Selatan yang memiliki perkembangan industry biomedis yang sangat cepat, Indonesia dapat mendapatkan akses pada teknologi dan keahliannya.

Kerja sama ini juga dapat berbentuk "usaha patungan", di mana perusahaan asing mendirikan fasilitas produksi lokal di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan mengurangi biaya impor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan merangsang perekonomian lokal.

Public-Private Partnerships (PPP)

PPP memberikan pendekatan kolaboratif dalam mendorong kemajuan sektor biomedis lokal. Dengan mengarahkan anggaran pemerintah ke sektor swasta dan riset akademis, kerja sama ini dappat mempercepat perkembangan teknologi medis yang baru. Misalnya, kolaborasi ini dapat berfokus untuk memproduksi peralatan diagnostik dengan biaya rendah untuk daerah pedesaan.

Kesimpulan

Indonesia memiliki ketergantungan yang besar pada teknologi biomedis impor, yang berdampak negatif pada perekonomian dan industry lokal. Namun, ada kesempatan nyata untuk mengurangi ketergantungan ini dengan mendorong inovasi lokal, berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), serta mendukung pertumbuhan perusahaan biomedis domestik. Dengan kebijakan yang tepat, kemitraan strategis, serta investasi dalam SDM dan infrastruktur, Indonesia dapat membangun sektor biomedis yang lebih tangguh dan mandiri, meningkatkan sistem kesehatan serta perekonomiannya secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun