Mohon tunggu...
Hudita A.R. Lubis
Hudita A.R. Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - freelance writer

loves finding out trivia knowledge, understanding conspiracy theories, and reading anything that is hard to find in textbooks. I'm here to pass the time by writing interesting things to share with people. Hope you enjoy your time reading my writing!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sindrom Lazarus: Kondisi antara Hidup dan Mati?

10 September 2023   13:00 Diperbarui: 13 September 2023   01:47 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sindrom Lazarus: Kondisi Antara Hidup dan Mati (sumber: freepik.com)

Dalam dunia misteri medis, Sindrom Lazarus merupakan sebuah teka-teki membingungkan yang telah membingungkan para ahli selama beberapa dekade. Kondisi langka ini telah memicu rasa ingin tahu dan intrik di dalam komunitas medis dan di luarnya. 

Meskipun mungkin terdengar seperti khayalan yang muncul dalam novel fiksi ilmiah, Sindrom Lazarus adalah kejadian yang terdokumentasi dan membingungkan yang membuat para profesional medis tercengang. Dalam artikel ini kita akan mengungkap misteri seputar Sindrom Lazarus atau mungkin bisa disebut mati suri?

Meninjau Apa Itu Sindrom Lazarus?

Sindrom Lazarus, yang sering disebut sebagai "resusitasi otomatis setelah CPR gagal", adalah fenomena medis yang sangat langka. Kondisi ini terjadi ketika pasien hidup kembali secara spontan setelah upaya resusitasi jantung paru (CPR) yang gagal. 

Sindrom Lazarus terkadang bisa disalahartikan sebagai bentuk keberhasilan resusitasi lainnya. Profesional medis harus meninjau riwayat kesehatan pasien dan proses resusitasi dengan cermat untuk membuat diagnosis yang akurat.

Istilah "Lazarus Syndrome" pertama kali digunakan oleh Dr. Richard K. Shepard dalam laporannya mengenai seorang pasien yang mengalami kebangkitan setelah tiga puluh menit dinyatakan meninggal. Istilah ini mengacu pada kisah Alkitab tentang kebangkitan Lazarus oleh Yesus Kristus setelah ia meninggal selama empat hari.

Baca juga: Alien Hand Syndrome: Ketika Tangan Menjadi "Asing"

Awal Misteri Sindrom Lazarus Terungkap

Sindrom Lazarus pertama kali menjadi perhatian publik pada tahun 1982 ketika sebuah artikel di Journal of Royal Society of Medicine mendokumentasikan kasus seorang pasien yang secara ajaib hidup kembali setelah CPR dihentikan. Sejak itu, berbagai kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, menambah misteri kondisi ini.

Misalkan saja laporan pada tahun 2007, seorang wanita di Jepang dinyatakan meninggal namun tiba-tiba denyut nadinya kembali normal 20 menit kemudian. Pada tahun 2017, kejadian serupa terjadi di India, di mana seorang pasien dinyatakan meninggal namun kemudian menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Kasus-kasus tersebut antara lain terus membingungkan dunia medis dan menyulut diskusi mengenai batasan hidup dan mati. Terjadinya Sindrom Lazarus sebetulnya sangat jarang terjadi, hanya segelintir kasus yang terdokumentasi di seluruh dunia.

Penyebab Sindrom Lazarus

Meskipun mekanisme pasti di balik Sindrom Lazarus masih diselimuti misteri, para peneliti medis telah mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan fenomena membingungkan ini. Teori-teori ini meliputi:

  • Shutdown seluler tertunda: Sebuah teori menyatakan bahwa terhentinya proses seluler secara tertunda, khususnya di otak, mungkin berperan dalam Sindrom Lazarus. Penutupan yang tertunda ini memungkinkan adanya kemungkinan untuk bangkit kembali, bahkan setelah CPR gagal.
  • Akumulasi gas: Hipotesis lain berkisar pada akumulasi gas di rongga dada. Ada dugaan bahwa penumpukan gas selama CPR dapat memberikan tekanan pada jantung, sehingga mencegah jantung memompa secara efektif. Ketika CPR dihentikan, pelepasan tekanan berpotensi memfasilitasi kembalinya sirkulasi spontan.
  • Hiperkalemia: Hiperkalemia, suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar kalium dalam darah, juga terlibat dalam kasus Sindrom Lazarus. Kadar kalium yang tinggi dapat mengganggu sinyal listrik di jantung sehingga menyebabkan serangan jantung. Disarankan bahwa koreksi kadar kalium selama upaya resusitasi mungkin berkontribusi terhadap fenomena ini.

Gejala dan Diagnosa Sindrom Lazarus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun