Saat berkenalan dengan orang lain, sudah pasti Anda akan menyebutkan nama Anda, bukan? Tentu saja, karena nama merupakan identitas kita. Btw siapa namamu? Namaku Fadilahudini (Tanpa Spasi). Fadilahudini, ya itulah nama yang diberikan Ayah dan Mama untukku, singkat, padat dan jelas. Namun, jangan salah, meskipun singkat, namun syarat akan makna,secara etimologis fadilahudini berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata yakni fadhilah yang berarti keutamaan atau kemuliaan dan dien yang berarti agama, jika digabungkan maka artinya keutamaan atau kemuliaan agama. orangtuaku memberiku nama fadilahudini dengan harapan agar aku dapat menjadi manusia yang memuliakan dan mengutamakan agama, dan bertakwa tentunya, bukankah nama adalah sebuah do'a?
Meskipun namaku terbilang cukup pendek karena hanya terdiri dari satu kata tanpa nama tengah tanpa nama belakang, namun ada saja orang yang salah mengejanya, termasuk guru-guuku, ketika di absen tak jarang mereka memanggilku fadilahudin tanpa i dibelakangnya dengan menoleh ke anak laki-laki, karena beliau sangka nama itu nama laki-laki, tak heran ketika guru atau dosen mengabsen namaku "fadilahudin" aku selalu mengacungkan tangan sembari bilang I, untuk menegaskan bahwa ada huruf I dibelakangnya, hehe
            sejak kecil, aku dipanggil via, di rumah maupun di sekolah (SD). Tetapi setelah masuk SMP, aku tidak hanya dipanggil via, fadilah, dila, dan dini pun jadi. hmmm...semuanya masih baik-baik saja. tapi semua berubah ketika negara api menyerang aku masuk SMA. saat itu aku masih kelas X, dan lagi hits-hitsnya lagu 'udin sedunia'. mungkin karena terinspirasi oleh lagu itu, temanku memanggilku udin, awalnya aku tak suka dan tak menoleh, tetapi karena mereka sangat berisik, aku terpaksa menoleh, lama kelamaan menjadi kebiasaan dan kau tau, hampir semua orang di sekolah memanggilku udin, memang sih dalam namaku ada unsur udinnya, tapi please atulah aku ini perempuan. dan panggilan fadilah, dila, dan dini pun lenyap dari pendengaranku. awalnya sih sebel, tetapi mau gimana lagi nama itu sudah terlanjur mendunia :( dibawa enjoy aja :')
Masa SMA berlalu, masa kuliahpun datang. Ini merupakan kesempatan yang bagus bagiku untuk mengembalikan nama asliku, panggilan asliku, karena aku kuliah di luar kota dan akan banyak orang baru disana, pikirku. harapan hanya harapan, rencana hanya rencana, tetap saja ada teman SMA ku yang memanggilku Udin di kampus karena kami satu jurusan, padahal aku sudah memintanya untuk tidak memanggilku udin di kampus, tetapi tetap saja, dasar cowo borokokok. padahal di awal-awal perkuliahan aku hampir tidak mendengar kata udin di telingaku, hanya fadilah, dila, dini, sungguh indah dan memang cocok untuk seorang perempuan. tapi kini nama udin kembali bergetayangan dikedua telingaku.
hahaha maaf ya lebay, pasti ada yang berpikir itukan cuma panggilan, aku juga sudah terbiasa sih dan tidak terlalu memikirkannya, tapi ini serius terkadang disitu saya merasa sedih, apalagi ketika sedang berada di keramaian lalu seseorang memanggilku udin, terkadang suka malu, maskudku nama itu tidak cocok untuk perempuan, aku juga selalu berpikir *karena aku kuliah di universitas pendidikan yang insyaallah akan menjadi pendidik (aamiin)* apakah siswa-siswaku nanti akan memanggilku 'Ibu Udin'? :')
Pernah berpikir untuk mengikuti gerakan #rayakannamamu yang dikampanyekan oleh salah satu perusahaan minuman bersoda untuk mengurangi verbal bullying dalam bentuk name calling yang nantinya akan kita post di instagram agar mereka memanggilku dengan benar, tetapi setelah dipikir-pikir aku terlalu berlebihan, karena mungkin mereka memanggilku udin sebagai tanda keakraban dan tidak bermaksud apa-apa, maka aku mengurungkan niatku. karena dalam hidup ini kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada orang lain, meskipun kehendak kita itu tidak merugikan mereka tetapi dapat berpengauh besar terhadap kita, contohnya memanggil nama orang dengan baik.
Jadi, buat kalian, ketika seseorang memanggilmu dengan nama yang kalian tidak suka, jangan pernah menoleh sekalipun, karena jika tidak nama itu akan terus bergentayanagn ditelingamu :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H