Setiap menjelang 1 Syawal 1445 Hijriyah, terjadi fenomena istimewa di Indonesia: "Mudik Hari Raya". Sebuah tradisi yang rutin terlaksana di tanah air setiap tahunnya. Kata "Mudik" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pulang ke kampung halaman, terutama saat mendekati hari raya keagamaan seperti Idul Fitri. Namun, dalam perjalanan yang sederhana ini, menyimpan pelajaran penuh makna, serta iringan doa yang menyertai setiap langkah keselamatan dalam pengalaman Mudik Hari Raya yang penuh ceria.
Sejarah dan Konteks Budaya
Mudik Hari Raya memiliki arti penting dan menjadi simbol dalam sejarah dan budaya Indonesia. Sebuah tradisi lintas zaman yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan segala bentuk perubahan dan dinamika sosialnya. Pada zaman dulu, rasa-rasanya mudik hanya dianggap sebagai perjalanan ke kampung halaman untuk merayakan hari raya bersama keluarga dan sanak saudara saja. Namun seiring berjalannya waktu, praktik ini telah menjadi lebih kompleks, dengan ribuan bahkan jutaan penduduk tanah air melakukan perjalanan yang melelahkan ini, demi melepaskan penat sebab rindu, kemudian merayakan momen spesial bersama keluarga dengan penuh rasa syukur dan dilimpahi keberkahan dunia beserta akhirat.
Doa Keselamatan
Dewasa ini, beberapa peristiwa seputar mudik telah terjadi seperti kelelahan, kemacetan, bahkan kecelakaan. Oleh sebab itu, dalam ajaran agama Islam dijelaskan ketika berkendara atau bepergian hendaklah mengamalkan doa-doa keselamatan terlebih dahulu, dan alangkah lebih baiknya mengetahui adab saat berkendara. Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar halaman 184 menjelaskan setidaknya terdapat 7 hal yang dapat dilakukan saat hendak bepergian. Salah satu di antaranya adalah berpamitan dan meminta maaf kepada orang-orang yang kesehariannya dekat dengan kita seperti kedua orang tua, guru, saudara, tetangga, kerabat dekat, dan orang-orang yang patut dihormati. Kemudian bertobat kepada Allah serta memohon ampunan agar diberi kemudahan dalam perjalanan.
Adapun doa keselamatan yang di maksud adalah doa berkendara di darat, laut dan udara sebagai berikut:
Doa berkendara (darat, laut, dan udara)
/