Mohon tunggu...
Hudaya Rosad
Hudaya Rosad Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, saat ini juga......

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Indahnya ‘Toleransi Fiqih’ di Tanah Suci

1 Juni 2016   14:09 Diperbarui: 1 Juni 2016   14:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saat azan berkumandang menjelang sholat...

Umroh pertama kali kami ini menyadarkan saya seutuhnya bahwa mungkin ada puluhan fiqih terkait dengan ibadah sholat. 

Ribuan atau mungkin jutaan jamaah dari seluruh penjuru bumi ini berkumpul menjadi satu, berkulit dari putih sampai hitam legam, berhidung dari pesek sampai mancung banget, berambut lurus sampai kruwel kruwel....semuanya dengan tujuan satu menghamba dan beribadah ke baitullah, sholat salah satunya….

Kami dapati baik di masjidil haram ataupun di masjid nabawi berbagai macam cara sholat yang berbeda - beda…mulai dari cara takbiratul ikhram, cara bersedekap, posisi tangan saat i’tidal, cara turun saat sujud, cara duduk tahiyat dan kondisi telunjuk saat tahiyat, serta cara salam….

...dan yang paling indah adalah tak ada satupun yang mengomentari satu dengan yang lainnya…semua saling toleransi dan memahami…saling berlapang dada. 

Saya belum pernah melihat ada teguran dari para syeikh ( semacam petugas bersurban dengan tanda pengenal ) kepada para jamaah terkait dengan tatacara sholat, yang saya lihat adalah nasihat ketika banyak jamaah meratap berlebihan di dinding kabah atau berusaha menjangkau dinding makam rasulullah....mereka menasehati bukan begitu yang benar, ucapkan salam dan shalawat kepada Rasulullah...

Alangkah indahnya jika rasa ini terbawa oleh jamaan umroh ketika kembali ke tanah air tercinta, sehingga tidak mudah mengomentari apalagi mencela Saudaranya yang berbeda fiqih sholatnya….tidak perlu merasa cara sholatnya yang paling benar...

ah..mungkin baru satu buku fiqh sholat atau tatacara sholat nabi yang kita baca…sementara, mungkin masih sangat banyak buku lain dengan madzhab yang berbeda dan hadits yang juga shohih bertebaran di luar sana….

Wallahualam bishowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun