Mohon tunggu...
Imam Syamsul Huda
Imam Syamsul Huda Mohon Tunggu... -

Makhluk sisa-sisa feodalisme, terlahir dari kaum proletar yang terus bermimpi tentang arti "merdeka" secara utuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lihatlah Nenek Itu

19 Maret 2015   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah nenek itu...

Nenek Asyani namanya

Mengalami kepiluan di masa tuanya

Terpaksa berkutat dengan kekuatan hukum

Hanya karena tujuh batang pohon

Ia kini bersimbah memohon-mohon

Ada kah keadilan?

Ataukah ini keadilan?

Lihatlah nenek itu...

Tua renta berkulit tipis

Dihadapan hukum penuh tangis

Memohon keringanan dari sang majelis

Tetap mengharap setetes keadilan baginya

Demi kebahagiaan masa tuanya

Lihat nenek itu...

Lutut ditekuk badan membungkuk

Berteriak histeris rasakan beban

Memohon pengadil berbijaksana

Sedikit ampunan dari segala dosa

Lihat nenek itu...

Hanya bisa berontak meronta berteriak

Hanya demi kebebasan diri

Selamat dari dinginnya dinding pesakitan

Yang kini terus menemani

Lihatlah nenek itu...

Terus bersimbah air mata

Hanya berharap pada Sang Kuasa

Tak kenal lelah menyebut nama-Nya

Hanya satu tujuan

Hanya satu impian

Lepas dari penderitaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun